27.3 C
Manokwari
Sabtu, April 27, 2024
27.3 C
Manokwari
More

    Serahkan Sertifikat Pendidik di Manokwari, Dr Suriel Mofu Bicara Reputasi Dosen

    Published on

    MANOKWARI, linkpapua.com– Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV Tanah Papua Dr Suriel Semuel Mofu menghadiri seremoni pembinaan karier dosen sekaligus penyerahan sertifikat pendidik bagi PTS Manokwari, di Kampus STIMIK Kreatindo, Manokwari, baru-baru ini. Dr Suriel berbicara banyak hal. Dari soal karier, status dosen hingga reputasi perguruan tinggi.

    Acara ini dihadiri Ketua STIMIK Kreatindo Dr Nataniel Dominggus Mandacan, Ketua STIH Caritas Papua Dr Roberth KR Hammar, M.Hum, CLA, Ketua STIKIP Muhammadiyah dan perwakilan sekolah tinggi lainnya.

    Dr Suriel awalnya menyampaikan duka cita atas berpulangnya Prof Wanggai, mantan Rektor UNIPA.

    “Hari ini tujuan saya harusnya ikut kegiatan rakor kepala-kepala LLTI seluruh Indonesia di Bandung Jawa Barat. Tiket sudah dibeli, semua sudah disiapkan saya tinggal jalan saja. Saya hanya transit di Manokwari. Dua hari kemudian pada hari Minggu sore terjadi sesuatu yang luar biasa yaitu rektor pertama UNIPA di Manokwari, Prof Wanggai berpulang,” ujar Dr Mofu.

    Ia mengaku perjalanan terpaksa ia batalkan. Menurutnya, ia harus tetap di Manokwari, karena terikat budaya orang Papua.

    “Budaya orang Papua kalau ada yang meninggal tidak boleh ke mana-mana dan bikin sesuatu. Cukup duduk tenang di dalam rumah, nanti lewat 1-2 hari proses pemakaman baru boleh kita bergerak,” ucapnya.

    Lalu, Dr Mofu berbicara soal dosen dan karier para pendidik di perguruan tinggi. Ia mengatakan, seorang mengajar di perguruan tinggi, kalau hanya memiliki gelar S2, S3 dan mengajar itu bukan Dosen. Tapi tenaga pengajar.

    Baca juga:  SKK Migas-Unipa Teken MoU: Kampus Harus Dukung Visi Besar 2030

    “Di dalam bahasa Inggris kita kenal sebagai lectures. Siapa saja bisa menjadi lectures artinya penceramah pada dunia pendidikan tinggi. Jadi, jika seseorang diundang untuk memberikan kuliah, biasanya dia disebut lecture, give a lecture atau pemberi kuliah, tenaga pengajar, dan siapa saja bisa,” ulasnya.

    Berbeda dengan dosen, itu bukan lecture lagi. Dosen dalam arti bahasa Inggris mulai dari asisten profesor, setelah itu assosiat profesor, dan profesor. Dr Mofu kemudian menyebut bahwa di ruangan ini ada satu orang yang assosiat profesor, yakni Robert Hammar.

    “Kesetaraan dengan gelar-gelar di Indonesia itu kalau asisten akhir dengan rektor itu yang namanya asisten profesional. Jadi ketika seseorang bergelar asisten ahli dan rektor itu terbilang asisten profesional. Kalau sudah naik menjadi kepala itu menjadi assosiat profesor, setelah itu jika dia naik jadi guru besar baru bisa disebut profesor,” paparnya lagi.

    Karena itu, kata dia, tidak boleh seseorang mengklaim diri sebagai dosen hanya karena dia pernah mengajar di perguruan tinggi.

    “Jadi, jangan ada yang mengaku-mengaku saya ini dulu dosen. Dosen itu jabatan, asisten ahli, rektor, rektor kepala;dan guru besar. Nah mereka yang mendapatkan jabatan fungsional inilah yang kemudian bisa mengajukan untuk mendapatkan sertifikasi dosen,” jelas dia.

    Menurutnya, sertifikasi dosen adalah sebuah pengakuan, dan penghormatan negara terhadap keprofesionalan seorang dosen. Negara mengakui kompetensi dan keahlian dari dosen tersebut dalam bidang keahliannya sesuai dengan jabatan dosennya.

    Baca juga:  Pindah Fakultas Mahasiswa Kedokteran Unipa, Wakil Rektor: Sudah Sesuai Prosedur

    “Oleh sebab itu ini adalah harga dirinya perguruan tinggi dan tidak semua perguruan tinggi punya dosen bersertifikasi,” terang Dr Mofu.

    Oleh dengan mendapatkan sertifikasi dosen, itu mengangkat nama baik dosen tersebut karena negara mengakui kompetensi dan keahliannya serta keprofesionalannya. Dan oleh sebab itu dia diberikan sertifikat sebagai tenaga profesional.

    Mofu lalu membandingkan antara dosen perguruan tinggi negeri dan swasta. Kata dia, tidak ada perbedaan antara dosen yang mengajar di perguruan tinggi swasta dan di perguruan tinggi negeri.

    “Dosen dengan jabatan fungsional di perguruan tinggi swasta, asisten ahli, rektor, rektor kepala dan guru besar itu sama saja dengan dosen yang ada di perguruan tinggi negeri. Begitu pula dengan sertifikasi dosen, sertifikasi dosen yang ada di perguruan tinggi swasta sama juga dengan sertifikasi dosen yang ada di perguruan tinggi negeri. Dan inilah sesuatu yang kita harus sama-sma pahami, ketahui supaya kita bisa mengerti dan tahu ternyata kita itu telah mendapatkan sesuatu yang luar biasa, dan berbeda tidak perduli kita dibmana perguruan tingginya,” paparnya.

    Tetapi hari ini tantangannya semakin besar dan juga kekuatan perguruan tinggi itu ada pada dosen-dosen. Bukan pada kekayaan perguruan tingginya. Bukan juga pada fasilitas perguruan tingginya.

    Dosen menurut Mofu adalah kekuatan dari sebuah perguruan tinggi. Maju mundurnya perguruan tinggi sangat ditentukan oleh dosennya,dan akademisinya.

    Baca juga:  Besok, Wisuda STIH Caritas Papua Dirangkaikan Deklarasi Universitas Lodewijk Mandatjan

    “Di Manokwari yang kita lihat perguruan tinggi swasta itu STIMIK, dan kalau kita lihat ke ekonomi itu ada STIE. Ada STIH Manokwari. Dan kita beruntung sekali bahwa UNIPA itu memutuskan untuk tidak masukkan hukum di dalamnya,” jelas Mofu.

    10 Tenaga Pendidik Terima Sertifikasi

    Sebanyak 10 tenaga pendidik perguruan tinggi di Manokwari menerima sertifikasi pendidik 2023 pada Rabu (27/9/2023). Sertifikat diserahkan oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV Tanah Papua Dr Suriel Semuel Mofu di Kampus STIMIK Kreatindo Manokwari.

    Mereka yang menerima sertifikasi di antaranya:

    10 Tenaga Pendidik Terima Sertifikasi

    Sebanyak 10 tenaga pendidik perguruan tinggi di Manokwari menerima sertifikasi pendidik 2023 pada Rabu (27/9/2023). Sertifikat diserahkan oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV Tanah Papua Dr Suriel Semuel Mofu di Kampus STIMIK Kreatindo Manokwari. Mereka yang menerima sertifikasi di antaranya:

    1. Dr Robert Kurniawan Ruslak Hammar (STIH Caritas Papua)

    2. Dr Hendrikus Renjaan (STIH Caritas Papua)

    3. Sofyan M Kom (STIMik Kreatindo)

    4. Hasbi M Kom (STIMIK Kreatindo)

    5. Mokhammad Dedi Penta Putra MPD (STIKIP Muhammadiyah))

    6. Zulkarnain M Kom (STIMIK Kreatindo.

    7. Lilis Indriani M Kom (STIMIK Kreatindo.

    8. Mardewi M Kom (STIMIK Kreatindo

    9. Siti Fatimah tim Zahra MPD (STIKIP Muhammadiyah.

    10. Supriyadi La Wungso MT (STIMIK Kreatindo)

    (LP1/red)

    Latest articles

    Pasca-Lebaran Harga Kebutuhan Pokok di Manokwari Perlahan Naik

    0
    MANOKWARI, linkpapua.com- Pasca-Lebaran Idul Fitri harga sejumlah komoditas pangan di Manokwari perlahan merangkak naik. Kenaikan diprediksi bakal berlangsung hingga Lebaran Idul Adha mendatang. Tuti, salah...

    More like this

    Pasca-Lebaran Harga Kebutuhan Pokok di Manokwari Perlahan Naik

    MANOKWARI, linkpapua.com- Pasca-Lebaran Idul Fitri harga sejumlah komoditas pangan di Manokwari perlahan merangkak naik....

    Tekan Stunting, Pemprov Papua Barat Salurkan Sembako untuk Tambahan Gizi Balita

    MANOKWARI, linkpapua.com- Pemprov Papua Barat bersama Tim Satgas PPKES berkunjung ke Puskesmas Sangeng, Manokwari,...

    Hermelina Resmi Gantikan Rahmawati Tamima sebagai Anggota DPRK Raja Ampat

    WAISAI, Linkpapua.com- DPRK Raja Ampat melakukan pelantikan anggota Dewan dalam Pergantian Antar Waktu (PAW),...