BINTUNI, Linkpapua.com- Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas (P2TIM) Kabupaten Teluk Bintuni telah melahirkan banyak tenaga kerja siap pakai. Namun, hingga lulusan angkatan VIII, belum ada satu pun siswa perempuan.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Teluk Bintuni, J. Jane M. Fimbay, mengungkapkan pihaknya sebenarnya sejak angkatan II telah mengusulkan ke instansi terkait agar ada perekrutan siswa perempuan di P2TIM.
“Saya sangat setuju dengan program pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja di bidang migas, tapi yang saya sayangkan itu tidak ada keberpihakan kepada perempuan. Pada saat angkatan II saya pernah bilang kenapa tidak ada perempuan,” kata Jane saat ditemui usai menyaksikan wisuda siswa P2TIM Angkatan VIII, di GSG, Kota Bintuni, Selasa (31/8/2021).
Salah satu alasan belum adanya siswa perempuan di P2TIM karena belum ada tempat tinggal atau asrama untuk mereka. Namun, kata Jane, perihal itu sebenarnya bisa dicarikan solusi.
“Mungkin solusinya setiap angkatan ada 5 sampai 10 orang untuk perekrutan perempuan, sampai sekarang angkatan VIII itu tidak ada perempuan,” ucapnya.
Jane juga pernah menyampaikan agar pihak Dinas Peridagkop dan UMKM yang mengelola anggaran P2TIM bisa menyiapkan satu unit rumah untuk dijadikan asrama sementara siswa perempuan.
“Jadi saya lihat tidak ada keberpihakan terhadap perempuan dalam menyiapkan tenaga kerja di bidang migas ini,” tegasnya.
Jane berharap, angkatan-angkatan berikutnya harus sudah ada perempuan-perempuan asli Teluk Bintuni yang diberdayakan dalam penyiapan sumber daya manusia di bidang industri dan migas.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Teluk Bintuni, Julius Bandi, mengatakan perekrutan siswa perempuan baru akan dilakukan untuk angkatan x nanti.
“Nanti kita minta petunjuk ke Pak Bupati, berapa jumlah yang akan direkrut, Apakah dari 100 siswa, perempuan 50 laki-laki 50, atau seperti apa nanti, tapi kami akan laksanakan sesuai petunjuk Bupati,” ujarnya.
Terkait asrama bagi siswa perempuan, Bandi mengungkapkan telah ada bangunan asrama yang saat ini yang sedang dibangun. Diperkirakan bangunan asrama bantuan Pemerintah Provinsi Papua Barat itu bisa dipakai pada siswa angkatan X. (LP5/red)