26.2 C
Manokwari
Rabu, Mei 15, 2024
26.2 C
Manokwari
More

    Suku Besar Arfak Desak Pembentukan Manokwari Barat Diprioritaskan di 2022

    Published on

    MANOKWARI, linkpapua.com- Para kepala suku besar Arfak mendesak pembentukan DOB Kabupaten Manokwari Barat diprioritaskan terealisasi pada tahap pertama tahun 2022. Tak hanya secara geografis, pembentukan DOB Manokwari Barat juga untuk mengembalikan tatanan sosial yang hilang.

    Sekretaris Tim Pemekaran DOB Kabupaten Manokwari Barat, Mackarius Teniwut mengungkapkan, pemekaran ini bertujuan mengembalikan empat distrik. Di antaranya kata dia, Distrik Senopi, Kebar Amberbaken, Mubrani yang dulunya berasal dari Kabupaten Manokwari dan dicaplok ke Kabupaten Tambrauw.

    “Ini salah satu misi pemekaran. Mengembalikan distrik ke tanah adat Arfak dan Provinsi Papua Barat,” terang Mackarius, Minggu (27/2/2022).

    Menurut Mackarius, DOB Manokwari Barat telah mendapat persetujuan AMPRES tahun 2013. Terwujudnya daerah pemekaran ini adalah bentuk penghargaan dan pengakuan negara terhadap wilayah hukum adat di Tanah Papua.

    Secara administratif ini juga langkah penataan yang baik terkait cakupan wilayah Provinsi Papua Barat dan calon DOB Provinsi Papua Barat Daya.

    “Perjuangan 3 kepala suku besar Arfak dan Ketua Pemuda MEKKESA telah ditunjukkan demi mengembalikan semua itu. Ini telah melalui berbagai upaya, antara lain dengan audiance dengan pemerintah pusat, menyurati Presiden Republik Indonesia, bahkan melakukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi,” paparnya.

    Baca juga:  Dukung Rekrutmen 250 Jaksa, Warinussy: Saatnya OAP jadi Kajari di PB

    Dalam putusan MK Nomor 135/PUU-XI/2013 MK berpendapat untuk dikeluarkan lagi Distrik Senopi, Kebar, Mubrani dan Amberbaken yang dulunya berasal dari Kabupaten Manokwari dan dimasukkan ke Kabupaten Tambrauw dan ditambah Distrik Sidey dari Kabupaten Manokwari untuk dibentuk DOB Kabupaten Manokwari Barat adalah kewenangan pembuat undang-undang sesui dengan Pasal 18 ayat (1) UUD 1945..

    Dijelaskan Mackarius, proses pemekaran di pusat yang kini sedang digodok di Balegnas ialah RUU Pemekaran 3 Provinsi di Provinsi Papua. Sedangkan RUU DOB provinsi lain maupun kabupaten/kota di Papua dan Papua Barat akan diselesaikan pada tahap ke 2.

    Dalam audiance virtual dengan Ketua Tim Pemekaran Provinsi Papua Barat Daya Lambert Jitmau, Ketua Komisi II menyatakan bahwa pembahasan pemekaran telah disepakati akan jadi usulan inisiatif Komisi II DPR. Terkait DOB dari Papua Barat agar bisa masuk ke tahap 1 itu perlu komunikasi antara pemerintah provinsi, pemerintah pusat dan Komisi II DPR RI.

    Baca juga:  Tiga Daerah di Papua Barat perpanjang pendaftaran bakal calon

    Oleh karena itu Ketua Tim Pengarah Pemekaran DOB Kab Manokwari Barat, Mathias Makambak dengan tegas memohon agar Gubernur sebagai Kepala Suku Basar Arfak, Ketua DPR Prov Papua Barat sebagai Anak Adat Arfak, Ketua MRP Papua Barat sebagai Anak Adat Arfak, Sekretaris Daerah Papua Barat sebagai Kepala Suku Besar Arfak bersama Bupati Manokwari Anak Adat Arfak pengusul DOB, sangat penting mendesak pemerintah pusat dan DPR RI untuk memprioritaskan DOB Manbar dalam tahap pertama tahun 2022.

    “Pemekaran Provinsi Papua Barat Daya tetap punya peluang untuk masuk karena pemekaran sudah jadi hak inisiatif DPR. Jangan sampai kita kecolongan lagi untuk kedua kalinya, di saat semua unsur pimpinan adalah putra-putra terbaik Suku Besar Arfak tanah adat Arfak berpindah untuk kedua kalinya,” jelasnya.

    Yang pertama melalui Putusan MK masuk ke Tambrauw. Yang kedua, melalui UU dimasukan ke Papua Barat Daya, ( Sorong Raya) tanah adat Arfak dari Senopi sampai di Wariki Distrik Sidey dipindahkan ke wilayah Sorong Raya. Dan, ini akan menimbulkan gejolak dan konflik baru.

    Baca juga:  Kabupaten Sorong Didorong Jadi Ibu Kota Provinsi Papua Barat Daya

    “Selain mengacaukan tatanan adat dan pemerintahan, 4 distrik ini semakin dipersulit rentang kendali pelayanan, yang sebelumnya hanya 2 jam berurusan ke Manokwari Ibukota provinsi harus berurusan ke Sorong 12 sampai 14 jam,” tandas Mathias.

    Oleh karena itu seluruh komponen pejuang DOB Manbar dengan tegas mengajukan 2 tawaran.

    Yang pertama, DOB Manokwari Barat diselesaikan lebih dahulu untuk menata batas kabupaten kota di Provinsi Papua Barat dan Calon Prov PBD. Yang kedua, DOB Papua Barat Daya Daya lahir bersamaan dengan DOB Kabupaten Manokwari Barat agar tanah adat Arfak dikembalikan ke Provinsi Papua Barat.

    “Dan dengan tegas kami menolak didahulukan DOB Papua Barat Daya tanpa menyelesaikan batas daerah bawahan di Kabupaten Tambrauw yang masih mencakup wilayah adat Arfak eks Wilayah Kabupaten Manokwari,” imbuh Mathias. (*/Red)

    Latest articles

    IPA Convex 2024, Menteri ESDM Tekankan Pentingnya Ketahanan Energi di Hulu...

    0
    JAKARTA, Linkpapua.com- Kebutuhan energi yang terus meningkat mendorong industri hulu migas untuk mengamankan pasokan energi. Untuk itu, eksplorasi migas akan semakin digenjot demi mencapai...

    More like this

    IPA Convex 2024, Menteri ESDM Tekankan Pentingnya Ketahanan Energi di Hulu Migas

    JAKARTA, Linkpapua.com- Kebutuhan energi yang terus meningkat mendorong industri hulu migas untuk mengamankan pasokan...

    33 Calon Paswascam Teluk Bintuni Ikuti Tes Tertulis

    TELUK BITUNI, LinkPapua.com – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat,...

    Nama Tidak Tercantum, Wahidin Puarada Segera Bawa Dokumen Pendaftaran ke DPP PDIP

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Bakal calon gubernur Papua Barat, Wahidin Puarada, mengumumkan akan segera menyerahkan...