MANOKWARI, Linkpapua.com- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) melaksanakan penerimaan anggota baru 2024 dengan berbagai kegiatan. Salah satunya diskusi mengenai tantangan mahasiswa di era 4.0
Pada penerimaan tahun ini, ada 43 peserta baru yang terdaftar. Namun hanya 25 orang yang dinyatakan lulus.
“PMKRI telah menjadi bagian integral dari sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia, khususnya bagi mahasiswa Katolik yang ingin berperan aktif dalam pembentukan masyarakat yang lebih adil dan beradab,” kata Yostan P. Hilapok, Ketua Presidium PMKRI Cabang Manokwari, Minggu (27/10/2024).
Yostan menyebut bahwa di tengah dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan, PMKRI menjadi tempat di mana mahasiswa Katolik dapat belajar tidak hanya di ranah akademis, tetapi juga pada dimensi sosial dan spiritual.
“Dalam organisasi ini, mahasiswa didorong untuk berpikir kritis, aktif dalam menganalisis isu-isu sosial, dan berkontribusi nyata dalam membangun bangsa. PMKRI secara konsisten menyuarakan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan, terutama dalam menghadapi berbagai masalah yang melanda bangsa, mulai dari ketidakadilan sosial hingga krisis kemanusiaan,” katanya.
Sebagai organisasi berbasis nilai-nilai ke-Katolikan, PMKRI menanamkan spiritualitas Kristiani dalam setiap aktivitasnya. Dalam dunia yang penuh dengan tantangan moral, nilai-nilai ini menjadi fondasi kuat bagi kader PMKRI untuk mengambil peran signifikan dalam kehidupan sosial-politik.
“Keterlibatan aktif PMKRI dalam berbagai isu nasional, seperti advokasi hak asasi manusia, sosial dan budaya, Ekonomi, pendidikan, kesehatan dan demokrasi mencerminkan komitmen mereka terhadap misi Gereja untuk melayani dan memperjuangkan keadilan sosial,” ujarnya.
Ketua Panitia Penerimaan Anggota Baru PMKRI Ignas Kalolik menambahkan proses rekrutmen anggota baru dan masa pelatihan digelar sejak tanggal 16 hingga tanggal 20 Oktober dan dari 43 peserta hanya 25 peserta yang dinyatakan lulus.
“Hanya 25 peserta dari 43 pendaftar ini sebagian dari proses selektif terhadap anggota baru, kita tidak kejar kuantitas tetapi yang kita butuh adalah kualitas dan nilai,” jelasnya Ketua Panitia.
Dia menambahkan setelah proses rekrutmen terdapat 25 Anggota baru kemudian dalam pembinaan dibagi menjadi 5 kelompok yang membahas berbagai isu lokal hingga isu global.
Dia juga menegaskan bahwa PMKRI tidak hanya fokus pada pembinaan spiritual, tetapi juga mendidik kadernya untuk menjadi pemimpin yang memiliki integritas tinggi, kompeten, dan berkomitmen pada kemanusiaan. Organisasi ini mengajak anggotanya untuk tidak hanya berpikir kritis, tetapi juga berani bertindak, menempatkan diri di garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak rakyat kecil dan menegakkan prinsip-prinsip demokrasi,” kata Ignas.
PMKRI juga dikenal sebagai wadah yang sangat efektif dalam membentuk pemimpin-pemimpin masa depan. Banyak alumni PMKRI yang kini berada di posisi strategis dalam pemerintahan, lembaga sosial, dan berbagai sektor penting lainnya.
“Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan yang diberikan PMKRI mampu melahirkan generasi pemimpin yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara moral dan spiritual,” katanya.
Dia berharap agar ruang-ruang diskusi yang terbuka, kaderisasi yang intensif, serta kesempatan untuk terlibat langsung dalam berbagai kegiatan sosial membuat PMKRI menjadi tempat yang ideal bagi mahasiswa Katolik untuk mengasah kemampuan kepemimpinan mereka. Di PMKRI, mahasiswa diajak untuk memahami realitas sosial secara mendalam dan mencari solusi konkret terhadap berbagai permasalahan yang ada di masyarakat khusunya wilayah timur Papua.
“Proses pembelajaran ini membuat mereka siap menghadapi tantangan dunia nyata setelah lulus dari perguruan tinggi,” ujarnya
Yosina Kosai salah satu anggota PMKRI mengatakan salah satu organisasi mahasiswa yang memiliki peran strategis dalam membangun bangsa melalui kaderisasi mahasiswa Katolik. Dengan menanamkan nilai-nilai kekatolikan, humanisme, dan nasionalisme, PMKRI melahirkan generasi muda yang memiliki semangat melayani, berjuang untuk keadilan, dan siap memimpin dengan integritas.
“Di tengah tantangan zaman, PMKRI harus terus beradaptasi dan memperbarui pendekatannya agar tetap menjadi wadah yang relevan dan efektif dalam membina mahasiswa Katolik di Indonesia,” kata Yosina.
Keberhasilan PMKRI dalam mencetak kader-kader berkualitas di masa depan sangat bergantung pada kesadaran kolektif seluruh anggotanya untuk terus belajar, berjuang, dan berkontribusi bagi kebaikan bersama. Melalui PMKRI.
“Mmahasiswa Katolik diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi bangsa dan Gereja, serta menjadi inspirasi bagi kaum muda lainnya untuk terlibat aktif dalam memperbaiki kondisi masyarakat,” ujarnya.(LP2/Red)
