TELUK BINTUNI, Linkpapua.com-Tokoh Intelektual Teluk Bintuni Agustinus Manibuy,S.Pi.,M.Si, menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat dan loyalis simpatisan pendukung pasangan calon (paslon) Yohanis Manibuy – Joko Lingara agar tidak melakukan aksi – aksi provokasi dalam pemilukada serentak 2024.
Dikatakannya, segala bentuk provokasi dapat mengganggu proses demokrasi dan menimbulkan konflik sosial yang tidak diinginkan. Ini menjadi cerminan dan perhatian menyikapi segala bentuk ketidakadilan, dan ungkapan – ungkapan bahasa yang dilontarkan salah satu kandidat calon wakil bupati dari suku di Teluk Bintuni, dihadapan massa dan pendukungnya, yang seolah – olah menyinggung masing – masing Bupati Dua Perode yaitu Alfons Manibui dan Petrus Kasihiw, bahwa dalam berkepimpinan tidaklah cerdas membangun Teluk Bintuni, jikalau tanpa konsep dan metode darinya yang adalah seorang doktor.
“Beliau ini menggangap sosok Bapa Alfons Manibui dan Petrus Kasihiw, Bupati yang telah diberikan kesempatan memimpin Teluk Bintuni ini di bawah dia. Ini sangat disayangkan,”Ungkap Agustinus Manibuy.
Padahal kata Agustinus, mestinya memberikan sebuah pandangan tata kelola pemerintahan yang baik dan benar mengedukasi para pendukungnya, dan juga lapisan masyarakat, bukan justru meninggikan dirinya secara sepihak dan seolah – olah menjatuhkan para pemimpin negeri anak – anak asli 7 suku saat menjabat sebagai Bupati Teluk Bintuni.
Agustinus juga katakan, bahwa setiap penyusunan perencanaan pembangunan di suatu daerah tentu tidak terlepas dari musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) yang di mulai tingkat kelurahan / kampung, distrik dan juga didukung dengan Renstra OPD terkait.
“Kami ini orang pemerintahan, saya pernah di pemerintahan. Dan perlu diketahui, bahwa sistem perencanaan itu bukan lagi Top Down (tingkat atas kebawa,red), tetapi UP Down (Berurutan dari bawah,red). Sehingga disana diatur melalui mekanisme Musrenbang dan Renstra OPD. Berarti kalau tidak menghargai tahapan itu, maka bisa dikatakan susunan perencanaan hanya disusun oleh seorang Oknum atas kepentingan dirinya sendiri,”tambah Agustinus Manibuy.
Dijelaskannya, terwujudnya program strategis harus dilakukan dengan melibatkan unsur masyarakat melalui sumbangsih pemikiran dalam perencanaan pembangunan. Jadi kalau hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tidak pernah direalisasikan, maka dianggap hanya sebagai seremonial belaka.
“Hasil musrenbang tidak pernah di pakai, berarti hanya seremonial. Orang yang menganggap dirinya pintar, tetapi justru membuka aibnya sendiri. Saya mengakui, bapak Alfons Manibui orang cerdas, magisternya di perancis. Bapak Petrus Kasihiw sendiri adalah kakak kelas saya saat bersekolah, dan dia sosok yang pintar. Tapi sangat disayangkan, seorang yang dibawah dari luar bintuni, dibesarkan, berakhir menjadi seorang pengkhianat,”tegas dia.
Agustinus mengingatkan, agar kepada semua simpatisan pendukung YOJOIN tetap meneguhkan hati dan tekad, bekerja keras menjaga basis suara dan merangkul semua lapisan Masyarakat untuk bersama – sama mewujudkan keadilan sosial bagi semua Masyarakat dapat tercapai seperti zaman Alfons Manibuy – Akuba Kaitam saat memimpin Teluk Bintuni.(LP3/Red)