28.2 C
Manokwari
Sabtu, Juni 28, 2025
28.2 C
Manokwari
More

    Disparekraf Papua Barat Daya Dorong Pengurangan Jejak Karbon di Destinasi Wisata

    Published on

    SORONG, LinkPapua.com – Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Papua Barat Daya, Yusdi Lamatenggo, menyebut jejak karbon telah menjadi isu global yang semakin mendesak di era modern ini. Perubahan iklim yang signifikan dan dampaknya yang merugikan telah memaksa berbagai pihak untuk mengambil langkah konkret dalam mengurangi emisi karbon.

    Menurutnya, meskipun perubahan sistemik diperlukan di berbagai sektor, tindakan individu juga memegang peranan penting. Yusdi menekankan pentingnya langkah individu dalam mengurangi emisi karbon.

    “Tindakan yang kita lakukan nantinya sangat berperan penting dalam mengurangi dampak emisi karbon,” ujarnya saat ditemui LinkPapua.com di ruang kerjanya, Selasa (16/7/2024).

    Baca juga:  Disparekraf Papua Barat Daya Perketat Keamanan Destinasi Wisata Hadapi Libur Lebaran

    Yusdi menuturkan langkah penting dalam mengurangi jejak karbon harian dapat dilakukan dengan menerapkan strategi pengurangan emisi karbon di sektor pariwisata, terutama di daerah wisata terkenal, seperti Raja Ampat, Tambrauw, Maibrat, dan kabupaten lainnya di Papua Barat Daya.

    “Pencegahan dampak negatif dari perubahan iklim harus dimulai dengan mengantisipasi isu global ini melalui informasi yang tepat. Untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim, kita perlu mengurangi emisi karbon dioksida, yang dapat dicapai melalui promosi sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengurangan deforestasi,” katanya.

    Baca juga:  Sambut HUT ke-77, PWKI Papua Barat Gelar Aksi Donor Darah

    Yusdi menjelaskan beberapa upaya konkret yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi karbon di daerah wisata di Papua Barat Daya. Pertama, penanaman bibit mangrove dan karang lokal.

    “Masyarakat lokal akan didorong untuk menyiapkan bibit mangrove atau karang lokal yang dapat dijual kepada pengunjung. Sebelum pulang, pengunjung diharuskan menanam bibit tersebut untuk mencegah dampak negatif di daerah wisata yang mereka kunjungi,” tuturnya.

    Kedua, penanaman mangrove. Penanaman mangrove di spot wisata dan lahan tidak produktif lainnya dapat membantu menyerap karbon di atmosfer dan mengurangi emisi karbon.

    Baca juga:  Nuansa Merah-Putih Menyambut Yo-Join menjadi Simbol Kebersamaan dan Gotong-Royong di Teluk Bintuni

    “Mangrove memiliki potensi besar untuk menyerap karbon,” ucapnya.

    Ketiga, edukasi dan kesadaran lingkungan. Pemerintah, kata dia, akan melakukan kampanye edukasi tentang dampak perubahan iklim dan pentingnya pengurangan emisi karbon kepada masyarakat.

    “Langkah-langkah ini penting untuk menyesuaikan diri dengan perubahan iklim, seperti berinvestasi dalam infrastruktur yang dapat bertahan dalam peristiwa cuaca ekstrem dan menerapkan kebijakan yang melindungi populasi rentan,” bebernya. (LP10/red)

    Latest articles

    Putusan MK: Pemilu Nasional dan Daerah Dipisah Mulai 2029

    0
    JAKARTA, LinkPapua.com - Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan mulai tahun 2029, penyelenggaraan Pemilu nasional dan Pemilu daerah akan dipisah. Format Pemilu serentak lima kotak, yang...

    More like this

    Putusan MK: Pemilu Nasional dan Daerah Dipisah Mulai 2029

    JAKARTA, LinkPapua.com - Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan mulai tahun 2029, penyelenggaraan Pemilu nasional dan...

    16 Tim di Manokwari Mentas di Bung Karno Cup, Perebutkan Piala Ketua DPC PDI Perjuangan Manokwari

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Sebanyak 16 tim futsal di Manokwari berpartisipasi dalam Bung Karno Cup yang...

    Mahasiswa Raja Ampat Desak Penyelesaian Konflik Tambang dan Wisata Wayag

    PONTIANAK, LinkPapua.com - Mahasiswa asal Raja Ampat, Papua Barat Daya, yang sedang menempuh pendidikan...