26.5 C
Manokwari
Selasa, September 17, 2024
26.5 C
Manokwari
More

    BPBD Papua Barat: Longsor di Minyambouw Akibat Gempa dan Hujan Deras

    Published on

    MANOKWARI, LinkPapua.com – Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Barat, Derek Ampnir, menyatakan bencana longsor yang terjadi di Distrik Minyambouw, Pegunungan Arfak, merupakan dampak gempa bumi dan perubahan cuaca ekstrem. Longsor menelan korban jiwa dan menimbulkan kerugian materil signifikan.

    “Ini (longsor) merupakan dampak dari perubahan iklim global dan bencana pergerakan tanah akibat gempa bumi 6,1 magnitudo yang pernah kita rasakan beberapa waktu lalu,” jelas Ampnir, Minggu (26/5/2024).

    Longsor terjadi di Kampung Persiapan Piyedip, Kampung Induk Meteide, yang berdekatan Kampung Mbenti. Data BPBD mengungkapkan, 5 orang menjadi korban dalam kejadian ini, dengan rincian 1 orang selamat, 2 meninggal dunia, dan 2 lainnya masih dalam pencarian.

    Baca juga:  Persiapan Pembelajaran Tatap Muka, Vaksinasi Pelajar di Papua Barat Baru 6,8 Persen

    Kerugian materil akibat longsor mencakup kerusakan parah pada 6 unit rumah warga dan kerusakan ruas jalan aspal sepanjang 250 meter.

    “Longsor ini masih ikutan dari gerakan tanah yang tejadi di ruas jalan di daerah Teluk Bintuni. Kemudian, dipicu cuaca hujan dengan intensitas tinggi. Merupakan rangkai dari pergerak tanah akibat gempa dan perubahan iklim,” ungkap Ampnir.

    Ampnir juga menyatakan upaya mitigasi bencana telah dimaksimalkan melalui manajemen darurat dan siaga untuk meminimalkan risiko bencana. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari area rawan longsor dekat tempat tinggal mereka.

    Baca juga:  BPBD Papua Barat Ingatkan Warga Waspadai Banjir Susulan di Kampung Bangun Mulya, Teluk Bintuni

    “Kita harus mengamankan kondisi yang ada agar tidak terjadi seperti di Luwu dan Sumatera Barat. Puji Tuhan kita masih ditolong,” ujarnya.

    Ampnir mengungkapkan Pegunungan Arfak dikategorikan sebagai daerah dengan potensi longsor tinggi. Seluruh wilayah di sana, kata dia, berada dalam zona risiko tinggi sesuai dengan kajian risiko bencana provinsi.

    “Semua wilayah Pegunungan Arfak berada dalam ancaman risiko dan bencana longsor tinggi. Sudah kita petakan dalam kajian resiko bencana provinsi, sudah masuk dalam zona resiko tinggi,” bebernya.

    Baca juga:  Besok, Pemprov Papua Barat Tinjau dan Serahkan Bantuan bagi Korban Banjir di Bintuni

    Ampnir pun mendorong masyarakat untuk menanam dan membudidayakan tanaman dataran tinggi, seperti kopi dan tanaman endemik, di Pegunungan Arfak. Hal ini dianggap penting untuk menghindari pembukaan lahan atau kebun yang bisa memicu longsor.

    Menurutnya, kopi dan tanaman endemik yang telah ada sejak zaman dahulu perlu dipakai untuk mitigasi bencana. Tidak boleh ditebang untuk alasan apa pun, termasuk kepentingan berkebun.

    “Mari, kita jaga alam. Kejadian di Wariori, Manokwari Selatan, dan Bintuni, kita harus menjaga alam, bersahabat dengan alam supaya alam menjaga kita,” tuturnya. (LP2/red)

    Latest articles

    Panitia HUT PPA Papua Barat Ke-12 dan Natal 2024 Terbentuk, ini...

    0
    MANOKWARI, linkpapua.com- Perkumpulan Perempuan Arfak (PPA) Provinsi Papua Barat menggelar ibadah rutin yang dirangkai pelantikan Panitia HUT PPA Papua Barat Ke- 12 Tahun dan panitia...

    HERO Siap Tantang BERBUDI di Pilkada Manokwari

    More like this

    Panitia HUT PPA Papua Barat Ke-12 dan Natal 2024 Terbentuk, ini Pesan Ketum Indriyanti Mandacan

    MANOKWARI, linkpapua.com- Perkumpulan Perempuan Arfak (PPA) Provinsi Papua Barat menggelar ibadah rutin yang dirangkai...

    Rikkes Hari Pertama Lancar, Edi Waluyo Akui cukup Melelahkan

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Bakal calon Kelala Daerah Manokwari Bernat.S. Boneftar bersama Edi Waluyo sejak Minggu...

    HERO Siap Tantang BERBUDI di Pilkada Manokwari

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Dengan diterimanya berkas pencalonan calon kepala daerah Manokwari Bernat.S. Boneftar-Edi Waluyo (BERBUDI)...