25.9 C
Manokwari
Selasa, November 26, 2024
25.9 C
Manokwari
More

    Pesan Toleransi dan Persatuan dari LDII

    Published on

    MANOKWARI, Linkpapua.com-Warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di seluruh Indonesia melaksanakan salat Idul Fitri 1445 Hijriyah pada Rabu lalu di berbagai lokasi di Indonesia.

    “Menyambut Hari Kemenangan ini, warga LDII di seluruh Indonesia melengkapinya dengan salat Ied. Nasehat usai khotbah salat Ied, diisi dengan pesan-pesan toleransi, persatuan dan kesatuan, serta saling menghormati dalam berkeyakinan,” ungkap Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso melalui releasenya Jumat (12/4/2024).

    Disampaikannya, tema tersebut selalu relevan dengan perjalanan bangsa Indonesia, yang terdiri dari beragam suku, agama, dan ras. Bangsa Indonesia pun di era modern ini juga kian menyadari ikatan kebangsaan yang merajut keberagaman tak selamanya kokoh, “Sifat pluralisme yang berbeda satu sama lain, berhasil disatukan bangsa Indonesia dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI,” tutur KH Chriswanto.

    Namun, KH Chriswanto juga mengingatkan ideologi transnasional bisa terus menggerus “4 Pilar Konsensus Bangsa”, apalagi dipertajam dengan isu-isu ketimpangan ekonomi atau pembangunan, “Maka, pesan kuat Idul Fitri dari DPP LDII adalah toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta penghormatan terhadap keyakinan. Dengan tiga hal itu, nasionalisme dapat diperkuat untuk mencapai tujuan pembangunan nasional,” imbuh KH Chriswanto.

    Baca juga:  Kapolda Papua Barat Ditantang Usut Penyaluran Dana Konservasi, Ada Dugaan TPPU

    Ia berpendapat, dengan menganut demokrasi tiga hal tersebut mendapat ruang dan dukungan baik dari pemerintah maupun rakyat Indonesia. Di dalam demokrasi, pemerintah memastikan rakyat mendapatkan hak-hak asasinya berupa hak hidup, beragama, berkeyakinan dan hidup sejahtera, “Bahkan pemerintah juga memastikan melindungi hak hidup agama-agama dan berkeyakinan. Dan mayoritas melindungi minoritas, dan minoritas menghormati mayoritas. Itulah indahnya demokrasi,” katanya.

    Menurutnya, di alam demokrasi berkeyakinan tidak boleh melalui paksaan. Untuk itu, sekelompok orang tidak boleh menyatakan paling benar lalu menyalahkan pihak lain di ruang publik, yang memicu kegaduhan, “Termasuk pelarangan bagi kelompok tertentu untuk beribadah. Kecuali dengan jelas, terindikasi ingin mengubah dasar negara Pancasila dengan yang lain, dan tidak memiliki komitmen kebangsaan,” tegas KH Chriswanto.

    Baca juga:  Balitbangda Gelar Rakor dengan Mitra Pembangunan di Papua dan Papua Barat

    Sementara itu, Sekretaris Umum DPP LDII Dody Taufiq Wijaya mengatakan pesan mengenai toleransi, persatuan dan kesatuan, serta penghormatan terhadap keyakinan disuarakan LDII melalui tausiyah usai salat Ied di ribuan lokasi di seluruh Indonesia.

    Selain kerap dilontarkan di pengajian-pengajian di majelis taklim LDII, penguatan kebangsaan melalui salat Ied bisa menjangkau khalayak yang lebih luas, “Warga LDII bisa dipastikan hampir 100 persen hadir saat salat Ied, warga masyarakat di sekitar lokasi salat Ied juga bisa mendengarkan pesan-pesan kebangsaan tersebut,” ujar Dody.

    DPP LDII menurutnya, membuat tema kebangsaan tersebut sebagai materi untuk tausiyah usai salat Ied. Tema tersebut kemudian diperdengarkan kembali oleh para penasehat agama untuk para jamaah salat Ied, “Sehingga pesan berantai tersebut teramplifikasi dengan baik, menjangkau umat dan membangun kesadaran mengenai nasionalisme dan menghormati kebebasan beragama serta berkeyakinan,” tutur Dody.

    Baca juga:  Kasihiw Akui Kemitraan dengan SKK Migas Hasilkan Banyak Gagasan Besar

    Tanpa penghormatan terhadap hak dasar itu, negara dan bangsa Indonesia sulit untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan sebagai modal pembangunan nasional. Peradaban modern hari ini, menurutnya ditantang oleh isu-isu rasisme dan radikalisme.

    “Bila kita terjebak dalam isu-isu itu, kita seperti mundur 1.000 tahun ketika orang mempertentangkan agama untuk tujuan politik. Dan itulah yang membuat negara-negara besar di abad pertengahan mengalami kemunduran,” pungkasnya.

    Sekum DPP LDII ini menegaskan, keunikan bangsa Indonesia sebagai masyarakat yang majemuk, merupakan modal besar dalam pembangunan nasional. Di sisi lain, perbedaan tersebut harus dikelola agar kita tetap satu sebagai bangsa.(LP3/Red)

    Latest articles

    Tak Terima C-Pemberitahuan, Ratusan Warga Perumahan Sowi Gunung Terancam tak Bisa...

    0
    MANOKWARI, Linkpapua.com- Ratusan Warga di Perumahan Sowi Gunung, Kabupaten Manokwari, Papua Barat terancam hak tidak dapat memberikan hak pilihnya di Pilkada 27 November 2024....

    HERO Rampungkan LPPDK dan Tutup RKDK

    More like this

    Tak Terima C-Pemberitahuan, Ratusan Warga Perumahan Sowi Gunung Terancam tak Bisa Mencoblos

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Ratusan Warga di Perumahan Sowi Gunung, Kabupaten Manokwari, Papua Barat terancam hak...

    Momentum HGN di Raja Ampat, AFU Sebut Guru Pahlawan Sejati

    WAISAI, linkpapua.com- Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati (AFU) memimpin upacara peringatan Hari Guru...

    SKK Migas-KKKS GOKPL Gulirkan Program Kesehatan di Bintuni, Beri Pelatihan Bagi Perawat   

    TELUK BINTUNI, Linkpapua.com– SKK Migas-KKKS Genting Oil Kasuri Pte. Ltd. (GOKPL) berkolaborasi dengan Dinas...