MANOKWARI, LinkPapua.com – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Papua Barat, Bustam, merespons ada berita yang dimuat pada salah satu media daring di Jayapura, Papua, berjudul, “Minta Hapus Berita, Oknum Bos Miras di Manokwari Hendak Suap Wartawan 5 Juta Rupiah.”
Dalam berita itu disebutkan wartawan berinisial PN dan U di Manokwari, Papua Barat, yang diduga menerima suap dan atau ikut terlibat akibat pemberitaan di media massa terkait peredaran minuman keras (miras).
Bustam menegaskan bahwa tidak ada wartawan berinisial U dan PN di Manokwari. “Ketika saya cek informasi tersebut dengan teman-teman wartawan di Manokwari, tidak ada wartawan yang berinisial PN dan U di Manokwari,” ujarnya, Rabu (6/9/2023) malam.
Bustam pun meminta kepada media tersebut untuk merilis nama-nama oknum yang diduga sebagai wartawan di Manokwari di publik sehingga tidak menjadi wacana miring yang berdampak terhadap kinerja dan profesi wartawan, khususnya di Manokwari.
“Kami sarankan kepada pimred media yang bersangkutan untuk merilis nama-nama oknum wartawan di Manokwari yang diduga menerima suap. Biar menjadi terang benderang di publik sebab ini menyangkut nama baik profesi wartawan,” tutur Bustam.
Kaitannya dengan peredaran miras dan penegakan hukum terkait minuman beralkohol di Manokwari, Bustam enggan berkomentar lebih jauh sebab penegakan hukum menjadi kewenangan pemerintah.
“Penegakan hukum terkait Perda Miras, kembali kepada pemerintah dan pihak-pihak yang berwenang. Kalau soal publikasi, kembali kepada wartawan dan media masing-masing,” katanya.
Bustam pun mengimbau kepada seluruh wartawan di Papua Barat, khususnya Manokwari, untuk tidak menerima suap saat menjalankan profesinya.
Ia juga menyarankan kepada masyarakat untuk mengonfirmasi identitas wartawan saat diwawancarai.
“Kami sarankan kepada narasumber untuk mengecek identitas dari wartawan saat meliput kegiatan masyarakat atau melakukan wawancara dengan masyarakat. Ini menghindari oknum-oknum tertentu yang mengatasnamakan wartawan atau wartawan abal-abal tanpa identitas dan tanpa media massa,” tuturnya. (LP3/Red)