Manokwari,Linkpapuabarat.com-Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan pada Kamis (12/11) kembali melepas pengiriman kakao kering produksi petani di Ransiki, Manokwari Selatan ke Surabaya, Jawa Timur.
“Sebelumnya kita lepas pengiriman rumput laut produksi petani asli Papua di Teluk Wondama. Sekarang kita akan melepas kakao dari petani asli Papua di Manokwari Selatan,” ucap gubernur pada kegiatan tersebut.
Ia menyebutkan, kakao merupakan satu dari lima komoditas unggulan Papua Barat yang akan terus dikembangkan. Pengembangan komoditas ini sudah masuk dalam skema pembanganunan ekonomi hijau.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Papua Barat Charlie Heatubun pada pelepasan itu menyebutkan, selama tahun 2020 secara keseluruhan sudah 90 ton biji kakao kering yang dikirim koperasi Eiber Suth Ransiki.
“Untuk hari ini ada 12 ton yang dikirim ke Surabaya, Jawa Timur,” katanya
Menurut dia, Pemprov Papua Barat, pusat serta sejumlah mitra pembangunan ekonomi hijau terlibat dalam pengembangan komoditas tersebut. Selain pasar domestik, lanjut Charlie, biji kakao di daerah tersebut juga diekspor ke sejumlah negara wilayah Eropa
Dia menyebutkan, harga jual kakao kering di koperasi tersebut Rp 45 ribu/kg untuk kakao premium dan Rp 30 ribu/kg untuk yang biasa.
“Dari hasil kegiatan operasi yang berlangsung selama tahun 2020 ini uang yang berededar di Manokwari Selatan melalui Koperasi Eiber Suth sudah sebesar Rp 2,8 miliar,” katanya.
Pada pelepasan pengapalan di pelabuhan Manokwari ini, Gubernur juga menyerahkan bantuan peralatan dari Mitra pembanguan program pertumbuhan ekonomi hijau.
Bantuan berupa dua mesin sortrasi, senso, mesin babat, rool plastik UV, 20 unit rumah pembibitan. Bantuan itu untuk mendukung kegiatan koperasi dan petani meningkatan kuantitas serta kualitas produksi kakao.(LPB1/red)