Manokwari,Linkpapuabarat.com- Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan berharap lima komoditas unggulan yang sedang dikembangkan saat ini mampu membangkitkan optimisme perekonomian provinsi ini.
“Melalui program investasi hijau kita kembangkan komoditas kakao, kopi, rumput laut, kepala dalam serta buah pala. Ini Komoditas unggulan Papua Barat,” ucap Gubernur, Jumat (40/10).
Menurut Mandacan, kemampuan petani harus terus ditingkatkan. Produksi lima komoditas itu pun harus digenjot sehingga bisa bersaing baik di pasar dalam maupun luar negeri.
Melalui APBR, Pemprov pun berusaha memberikan dukungan anggaran. Begitu pula pemerintah pusat dan kabupaten serta lembaga donor internasional.
“Kita harus berkomitmen melaksanakan Deklarasi Manokwari pada konferensi internasional keanekaragaman hayati, ekowisata serta ekonomi kreatif di Manokwari pada Oktober 2018 lalu. Ini untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui sumber daya alam yang kita punya,” ucap Gubernur lagi.
Mantan Bupati Manokwari ini mengutarakan, dalam Deklarasi Manokwari, investasi hijau menjadi salah satu pilihan untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi unggulan daerah diharapkan ekonomi masyarakat bangkit.
Sejumlah komoditas unggulan produksi petani di Papua Barat telah diperdagangkan ke sejumlah daerah di Indonesia. Sebagian bahkan sudah berhasil menembus pasar ekspor.
Beberapa hari lalu, lanjut gubernur, hasil panen rumput laut dari petani Teluk Wondama dikirim ke Surabaya. Sebelumnya gubernur pun melepas ekspor biji kakao kering dari Kabupaten Manokwari Selatan ke sejumlah negara di Eropa.
Menurutnya, lima komoditas unggulan Papua Barat ini tidak sulit untuk bersaing di pasar global. Pemerintah daerah terus mendorong agar kualitas serta intensitas produksinya stabil.
“Untuk saat ini produksinya masih rendah, ini yang harus menjadi perhatian. Kemampuan petani harus kita tingkatkan, untuk pasar sudah terbuka,” katanya lagi.
Ia menambahkan bahwa perkebunan pala sudah dikembangkan di Kabupaten Fakfak dan Kaimana. Komoditas ini pun selama ini sudah ekspor ke sejumlah negara.
“Untuk kopi arabika sudah dikembangkan di Kabupaten Pegunungan Arfak. Sebagian, sudah bisa kita nikmati hasil panennya. Kita berusaha beberapa tahun kedepan produksinya sudah lebih besar dan stabil,” pungkasnya. (LPB1/red)