27.7 C
Manokwari
Selasa, November 26, 2024
27.7 C
Manokwari
More

    Dari Reses MRP PB di Raja Ampat, Unsur Perempuan Tegaskan Tolak Otsus Jilid II

    Published on

    Raja Ampat – MRP Papua Barat dalam lanjutan Kegiatan Kunjungan Kerja Wilayah (Reses) untuk mendengar pendapat masyarakat terkait eksistensi Undang-Undang 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus menuai beragam pendapat.

    Namun beberapa unsur yang hadir dalam dengar pendapat yang dilaksanakan di aula Phuyaka Mengge Waisai, Rabu (19/8/20) tersebut, menyatakan menolak Otsus Jilid II.

    Perwakilan Unsur perempuan, Cristin Elwod, menyatakan dengan tegas di depan anggota MRP PB bahwa Pihkanya menolak Otsus Jilid II.

    “Kami sebagai perempuan Papua yang melahirkan generasi-generasi Papua, tidak merasakan manfaat Otsus di Tanah ini. Padahal Otsus lahir dari darah dan air mata orang Papua, oleh sebab itu kami dengan tegas menolak Otsus jilid II,” lantang Cristin Elwod disambut aplaus peserta yang hadir.

    Baca juga:  DPHP Mulai Disusun di Tingkat PPS

    “Kami minta kepada MRP PB untuk melihat hak Adat orang Papua yang selama ini tidak di perhatikan dengan baik, padahal Hak Adat orang Papua termuat dalam UU Otsus yang sudah berjalan selama 20 tahun,” lanjut Cristin yang kembali mendapat sambutan meriah peserta yang hadir.

    Hal serupa juga dilontarkan Urbasa, perwakilan unsur perempuan lainnya yang juga hadir pada pertemuan tersebut.

    Menurut Urbasa, selama ini pihaknya tidak merasakan apa sebenarnya manfaat Otsus bagi masyarakat Papua, khususnya para mama-mama Papua.

    Baca juga:  Gabriel Asem Sambangi Kediaman AFU: Tak Ada Pembicaraan Politik

    “Saya sebagai perempuan Papua, yang berjualan untuk memenuhi kebutuhan makan dan pendidikan anak-anak saya tidak merasakan apa manfaat Otsus itu. Saya yang berjualan di pasar saja, ada kesenjangan antara kami orang Papua dan suku pendatang. Orang pendatang di perhatikan, kami tidak sama sekali,” ujarnya dengan mimik sedih.

    Ia menambahkan bahwa orang Papua hanya dijadikan tameng elit-elit politik dan penguasa guna memuluskan ambisi dan keinginan pribadi mereka tanpa menghiraukan kondisi dan kebutuhan masyarakat Papua.

    Baca juga:  Kampanye di Pantai WTC, Charles-Reynold janji Wujudkan Pembangunan Segala Bidang

    Urbasa meminta kepada MRPB turun ke Pasar dan melihat langsung kondisi para mama-mama Papua yang sebagian besar masih berjualan beralaskan karung atau terpal.

    Sementara Naomi Sakaipele, juga anggota unsur perempuan sedikit melunak. Dirinya meminta agar semua semua pihak melihat kembali Otsus yang telah berjalan selama 20 tahun ini.

    “Saya tidak menyalahkan pemerintah untuk menolak otsus, tapi kalau kita menolak otsus harus ada alasannya. Menolak alasannya apa, begitupun sebaliknya. Harus ada alasannya,” terang Naomi yang juga ketua Lembaga perempuan adat Papua Kabupaten Raja Ampat. (LPB4/Red)

    Latest articles

    Kapolda Papua Barat: Penyalahgunaan C-Pemberitahuan Bisa Dijerat Pidana

    0
    MANOKWARI,linkpapua.com-Kapolda Papua Barat Irjen Pol Johnny Eddizon Isir menegaskan, penyalahgunaan pada C-Pemberitahuan bisa dijerat pidana. "Siapapun yang menyalahgunakan undangan yang menyebabkan terjadinya PSU akan diproses...

    More like this

    Momentum HGN di Raja Ampat, AFU Sebut Guru Pahlawan Sejati

    WAISAI, linkpapua.com- Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati (AFU) memimpin upacara peringatan Hari Guru...

    Asisten I Pemprov PB Wanti-wanti ASN: Tetap Netral, Kita Diawasi Bawaslu  

    MANOKWARI,Linkpapua.com - Asisten I Pemprov Papua Barat Syors Alberth Ortisanz Marini memimpin apel gabungan...

    Besok Orideko-Mansyur Kampanye Akbar di Pantai WTC, Bakal Hadirkan Puluhan Ribu Pendukung   

    RAJA AMPAT, Linkpapua.com– Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Raja Ampat nomor urut 1,...