29.7 C
Manokwari
Kamis, April 25, 2024
29.7 C
Manokwari
More

    Tim Peneliti Papua Barat Temukan Anggrek Jenis Baru, Diberi Nama Wuryae

    Published on

    MANOKWARI, linkpapua.com – Tim peneliti dari sejumlah instansi dan lembaga penelitian berhasil menemukan jenis anggrek baru subspesies dendrobium lancilabium JJ Sm. Subspesis baru ini diberi nama dendrobium lancilabium JJ Sm subspesis Wuryae.

    Wuryae diambil dari nama Istri Wakil Presiden Republik Indonesia, Hj Wury Estu Handayani Ma’ruf Amin. Wury dinilai berkontribusi dalam konservasi dan pelestarian tanaman.

    Anggota tim peneliti Jimmy Frans Wanma pada Rabu (14/12/2022) menjelaskan penamaan tersebut sebagai bentuk penghargaan Kepada Ibu Wakil Presiden Wury Estu Handayani Ma’ruf Amin atas kontribusinya dalam mendukung konservasi, pelestarian, pemanfaatan berkelanjutan tanaman lokal serta pengembangannya di Papua Barat, terkhusus untuk tanaman anggrek.

    “Subspesies baru dari dendrobium lancilabium Pulau New Guniea memiliki kekayaan spesies dengan tingkat endemik yang sangat tinggi bahkan merupakan yang tertinggi di dunia. Hal ini memungkinkan masih terdapatnya sejumlah flora dan fauna yang belum teridentifikasi hingga saat ini. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Camara-Leret dkk pada tahun 2020 bahwa tercatat ada 13.634 spesies tumbuhan dari 1742 genus dan 264 famili di Pulau New Guinea,” jelasnya.

    Baca juga:  Serahkan DPA 2023, Bupati Petrus Kasihiw Beri 4 Instruksi Penting ke Kepala OPD

    Menurut Jimmy, keragaman yang sangat tinggi ini kemudian memposisikan Pulau New Guinea sebagai pulau dengan keragaman tertinggi di dunia.
    Waigeo adalah sebuah pulau dengan luas sekitar 3.155 km² di kepulauan Raja Ampat lepas pantai pesisir ujung barat Indonesia dan merupakan bagian dari Pulau New Guinea (Tanah Papua dan Papua New Guinea).

    “Pulau Waigeo adalah salah satu pulau yang akhir-akhir ini ditemukan berbagai spesies baru, terlebih pada tanaman Anggrek,” jelas dia.

    Disebutkannya, pada Februari 2020, tim dari Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat Pusat Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan, Republik Indonesia (BBKSDA Papua Barat) dan tim Flora & Fauna International berhasil menemukan kembali dendrobium azureum schuit di Gunung Nok Raja Ampat. Anggrek biru yang tidak terlihat selama hampir 80 tahun sejak pertama kali dikumpulkan pada tahun 1938 oleh ahli entomologi Inggris Evelyn Cheesman akhirnya ditemukan kembali.

    Ekspedisi tahun 2020 (Knight, 2022), setidaknya dua spesies dendrobium lainnya dari bagian yang sama. Yaitu sect. calyptrochilus dan D. azureum ditemukan.

    Baca juga:  Belasungkawa atas 4 Anggota TNI yang Gugur, Dominggus: Pengorbanan Mereka Luar Biasa

    Spesies yang berbunga putih kemungkinan adalah D. Aphanochilum Kraenzl. dan yang berbunga merah cerah terbukti merupakan subspesies baru dari D. lancilabium J.J.Sm.

    Ciri khas dari subspesies ini dapat dikenali dari batangnya yang ramping, tidak bercabang, pendek dan memiliki daun lebar dengan posisi yang berlawanan (kontras) di bagian atas, ada yang hanya terdapat satu daun (terkadang dua menurut Smith).

    Spesimen dari Pulau Waigeo memiliki bunga yang sangat mirip dari subsp. lancilabium. Perbedaan detailnya relatif kecil. Untuk subsp. lancilabium
    Memiliki percabangan, sedangkan subsp. Wuryae tidak bercabang. Kemudian subsp. lancilabium memiliki Daun berbentuk lonjong-runcing, sedangkan subsp. Wuryae memiliku daun berbentuk lonjong-bulat telur., dan beberapa perbedaan lainnya.

    Subsp. lancilabium ini merupakan khas wilayah Provinsi Papua Barat, Raja Ampat, Pulau Waigeo. Jenis endemik ini ditemukan di sebagian besar pegunungan Semenanjung Vogelkop
    dan Wandamen. Jenis Anggrek ini tumbuh sebagai epifit pada pohon dengan ketinggian 8–12 m di atas tanah di hutan lumut/kabut pada ketinggian 820 m. Bunga jenis Anggrek ini biasanya
    dapat diamati pada bulan Februari.

    Baca juga:  11 Satker Polda Papua Barat Raih Penghargaan IKPA

    Penemuan subspesies baru ini dipimpin langsung oleh Staf Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Papua Barat bekerjasama dengan Flora Fauna International Indonesia Programme, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat, Fakultas Kehutanan Universitas Papua Manokwari dan Royal Botanic Gardens, KEW. Hasil publikasi telah diterbitkan di Orchideen Journal Vol. 10.1 tahun 2022 dan melibatkan berbagai peneliti dari Royal Botanic Gardens, Kew; Fakultas Kehutanan UNIPA Manokwari; Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Papua Barat; Fauna & Flora International’s Indonesia Programme dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat.

    “Dendrobium lancilabium subsp. lancilabium Dendrobium lancilabium subsp. lancilabium adalah salah satu specimen yang kurang terwakili di herbarium, saat ini hanya terdapat lima koleksi yang diketahui. Tidak terdapat foto tumbuhan hidup, pertama kali dijelaskan oleh J.J. Smith (1934: 198) berdasarkan satu spesimen yang dikumpulkan oleh para ahli biologi terkemuka Ernst Mayr pada Juli 1928 di Gunung Wondiwoi di Wandamen Semenanjung Barat laut New Guinea,” tutupnya.(LP3/Red)

    Latest articles

    Januari-April Kejari Teluk Bintuni Tangani 33 Kasus Pidana Umum, 15 Inkrah

    0
    TELUK BINTUNI,LinkPapua.com- Kepala Seksi Tindak Pidana Umum (Pidum) Boston Siahaan mengatakan, sepanjang Januari hingga April, pihaknya menerbitkan 33 Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP). Dari...

    More like this

    Januari-April Kejari Teluk Bintuni Tangani 33 Kasus Pidana Umum, 15 Inkrah

    TELUK BINTUNI,LinkPapua.com- Kepala Seksi Tindak Pidana Umum (Pidum) Boston Siahaan mengatakan, sepanjang Januari hingga...

    Hari Otda Ke-28 di Bintuni, Pemerintah Didorong Gulirkan Program Tepat Sasaran

    TELUK BINTUNI,LinkPapua.com - Upacara peringatan Hari Otonomi Daerah ke-28 digelar di halaman Kantor Bupati...

    Pj Gubernur Ali Baham: HUT Pekabaran Injil ke-70 Lembah Baliem Momentum Pengikat Persaudaraan

    WAMENA, linkpapua.com- Pj Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere menghadiri rangkaian HUT ke-70 Pekabaran...