Merayakan ulang tahun ke-11 kali ini, PPA Papua Barat kembali menggelari lomba cipta menu sehat berbahan lokal berbahan dasar keladi, kasbi dan petatas. Lomba diikuti lebih dari 20 kelompok. Peserta lomba berasal dari organisasi perempuan. Juga Perkumpulan Wanita dari denominasi gereja yang ikut mendukung lewat keikutsertaan lomba pangan lokal.
“Sedangkan kriteria penilaian yakni keseimbangan porsi, keanekaragaman bahan, kreativitas, cita rasa dan cara penyajian,” terang Ketua Perkumpulan Perempuan Arfak (PPA) Papua Barat, Indriyanti Mandacan.
Para peserta tersebut diwajibkan menyajikan beragam menu makanan sehari-hari yang terbuat dari aneka bahan pangan lokal seperti pisang kasbi, petatas, dan keladi yang diolah menjadi pengganti nasi. Menu tersebut kemudian dijadikan sebuah kue ulang tahun dan disajikan secara menarik dan unik.
Terpilih sebagai tiga pemenang lomba Cipta Menu berbahan lokal yakni :
Kategori Bahan Dasar Keladi:
Juara I : Kelompok V
Juara II : Kelompok VII
Juara III : Kelompok VIII
Kategori Bahan Dasar Kasbi:
Juara I : Kelompok II
Juara II : Kelompok XII
Juara III : Kelompok XV
Juara Harapan I: Kelompok XVIII
Kategori Bahan Dasar Petatas:
Juara I : Kelompok XVII
Juara II : Kelompok X
Juara III : Kelompok IV
Juara Harapan: Kelompok VI
Juara lomba dihadiahi uang tunai dan bingkisan dari Perkumpulan Perempuan Arfak Papua Barat. Kemudian dilanjutkan dengan mencicipi aneka menu makanan yang disajikan oleh para peserta.
“Dalam bingkisan itu tidak jadi ukuran seberapa besar yang ibu-ibu dapat tapi satu yang harus diingat bahwa kita harus jadi berkat buat orang lain, ilmu itu ketika dipendam akan terkubur tetapi ketika dibagi akan jadi berkat bagi orang lain, “ terang Yemima Mandacan.
Indriyanti mencadan mengatakan tujuan utama diadakan lomba tersebut adalah untuk membudayakan pengolahan pangan lokal dengan memperhatikan gizi berimbang dalam menu makanan sehari-hari masyarakat khususnya untuk ibu hamil dan balita agar terhindar dari stunting.
“Isu-isu dari kebijakan pemerintah Provinsi Papua Barat soal stunting, ketahanan pangan lokal, kami dari Perempuan Arfak sudah melakukannya. Sebagai pengetahuan juga bagi ibu hamil agar memperhatikan gizi anak yang dimulai dari dalam kandungan sampai balita,” terang Indriyanti.
Kegiatan ini bukan sekadar perayaan seremoni. Melainkan kata Indriyanti, agar PPA bisa menjadi organisasi yang memasyarakat di 5 kabupaten hingga ke tingkat kelurahan.
“Kita ingin menunjukkan bahwa PPA bisa berkontribusi dalam membantu program stunting dan mendukung ketahanan pangan lokal,” jelasnya.
Perayaan HUT dihadiri Kepala Suku Arfak turunan Barens Mandacan, Dr Nataniel D Mandacan, tokoh Arfak Dr Bastian Salabai dan Bupati Manokwari diwakili Kepala Dinas Sosial F. Lalenoh, Rektor STT Eriksson Tritt. Hadir juga Penasihat PPA Papua Barat Ny Agustina Dowansiba Salabai.
Terkait pencapaian PPA di usia 11 tahun, Indriyanti mengakui masih jauh dari kesuksesan. Namun pihaknya telah meletakkan pondasi menuju orhanisasi yang kontributif dan mandiri.
Menurutnya, 8 bulan menjabat sebagai Ketua Perempuan Arfak Papua Barat masih banyak yang kurang. Ke depan ia berjanji akan bekerja keras memajukan kualitas Perempuan Arfak.
“Tentu dengan dukungan dari semua pengurus dan anggota yang tergabung dalam Badan Pengurus Perkumpukan Perempuan Arfak,” imbuhnya. (LP1/red)