MANOKWARI, LinkPapua.com – Masih terdapat realitas menyedihkan di Kampung Inggramhim, Distrik Minyambow, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Sekolah Dasar (SD) di sana terpaksa menghadapi keterbatasan, yakni enam kelas harus berbagi satu ruangan yang sama.
Dalam situasi yang menuntut, hanya ada dua tenaga pengajar yang mengurus segalanya. Mereka adalah seorang kepala sekolah dan seorang guru pengajar yang gigih menjalankan tugas mereka di sekolah ini.
Lehard Jonan Sinai, seorang guru di SD 33 Inggramhim, berjuang gigih mengajar 36 siswa dari kelas satu hingga enam. Menariknya, ia telah memimpin kelas tersebut selama enam tahun setelah dipanggil kepala kampung untuk membantu memberikan pendidikan kepada anak-anak.
“Sebelumnya saya juga mengajar, tetapi karena dimintai tolong sama kepala kampung untuk mengajar di SD 33 Inggramhim,” kata Lehard kepada awak media, Sabtu (29/7/2023).
Mengajar di sekolah ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi Lehard. Meskipun hanya mendapatkan dukungan dari dana bantuan operasional sekolah (BOS), semangatnya dalam mendidik siswa tak pernah surut. Meski demikian, proses belajar mengajar sering kali tak menentu karena siswa-siswi sering absen.
“Kalau mereka (anak-anak) kumpul, ya, kita belajar normal. Namun, jika anak-anak turun kota kita tidak belajar. Kita siap mengajar, tetapi siswa kadang tidak ada sehingga proses belajar tergantung siswa,” ungkapnya.
Tidak hanya menghadapi masalah ruang dan kehadiran siswa, SD 33 Inggramhim juga mengalami kesulitan ketika mengikuti ujian nasional. Jumlah siswa yang terbatas menyebabkan sekolah ini harus bergabung dengan sekolah lain.
Mengenai rencana pembangunan sekolah permanen, Lehard menyatakan pihaknya telah mengajukan anggaran pembangunan ke pemerintah. Hal ini disebabkan karena kondisi sekolah saat ini yang masih jauh dari standar yang diharapkan. Meja dan kursi yang layak tidak pernah ada, bahkan ruangan tempat belajar adalah bekas tempat ibadah yang berdindingkan seng.
Tanggapan serius atas persoalan ini akhirnya muncul dari Ketua DPR Papua Barat, Orgenes Wonggor. Saat mengadakan reses II, Sabtu (29/7/2023), Wonggor tak ragu untuk mengunjungi SD 33 Inggramhim dan menyaksikan sendiri kondisinya.
Ia menyatakan keprihatinannya dan berharap pemerintah segera memberikan perhatian serius terhadap sektor pendidikan. “Pendidikan jadi prioritas utama untuk mendapatkan alokasi anggaran. Apalagi dengan alokasi Dana Otonomi Khusus (Otsus) yang cukup besar,” katanya.
Wonggor berharap agar pemerintah memiliki data yang akurat mengenai sekolah-sekolah yang membutuhkan perhatian khusus, terutama yang berada di daerah terpencil.
“Dengan adanya Dana Otsus yang cukup besar dan memiliki dasar hukum yang kuat, maka sekolah-sekolah yang memprihatinkan harus mendapatkan perhatian dari pemerintah,” tegasnya. (LP9/Red)