MANOKWARI, linkpapua.com- Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan memimpin gelar pasukan Operasi Ketupat Mansinam 2021 di Mapolda Papua Barat, Rabu (5/5/2021).
Ia mengingatkan banyak hal. Dari larangan mudik sampai ancaman klaster Corona.
Dominggus menyebutkan operasi ketupat dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Operasi ini adalah bentuk pencegahan dan kesiapan dalam rangka pengamanan Idul Fitri.

“Jelang Idul Fitri trend kasus Covid-19 mengalami kenaikan karena peningkatan aktivitas masyarakat. Dengan itu pemerintah mengambil kebijakan larangan mudik. Ini tahun kedua diambil kebijakan tersebut setelah melalui sejumlah pertimbangan,” katanya.

Dominggus mengatakan, keinginan masyarakat untuk mudik sulit ditahan. Tapi, jika tidak dilarang akan memicu pergerakan orang dan bisa membuat angka kasus Covid-19 kembali meledak.

“Ini harus terus diwaspadai. Kita berkaca dari India yang mengalami peningkatan kasus serta adanya varian baru Covid-19 dari berbagai negara,” ungkapnya.
Sementara itu dalam amanatnya yang d bacakan Gubernur Dominggus, Kapolri mengungkapkan, Polri menyelenggarakan Operasi Ketupat-2021 yang akan dilaksanakan selama 12 hari,
mulai dari tanggal 6 sampai dengan 17 Mei 2021. Semangat yang ingin ditanamkan dalam Ops Ketupat 2021 adalah upaya Polri dalam mencegah penyebaran Covid-19 melalui penyekatan dan penegakan terhadap protokol kesehatan.
“Prioritaskan langkah-langkah preemtif dan preventif secara humanis, sehingga masyarakat betul-betul
mematuhi protokol kesehatan. Laksanakan penegakan hukum sebagai upaya terakhir “ultimum remedium”secara tegas dan profesional terhadap pelanggar protokol kesehatan yang sudah berulang kali serta oknum-oknum masyarakat yang menimbulkan dampak negatif kesehatan secara luas dan menciptakan klaster baru Covid-19.Tujuan yang ingin dicapai adalah masyarakat dapat merayakan Idul Fitri dengan aman, nyaman dan terhindar dari Covid-19,” paparnya.
Dikatakan Kapolri, personel yang terlibat sebanyak 155.005 personel gabungan terdiri atas 90.592 personel Polri, 11.533
personel TNI serta 52.880 personel instansi terkait lainnya seperti satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, pramuka, dan lainnya.
Untuk mengantisipasi pelaku perjalanan dalam negeri, segera maksimalkan kegiatan posko di terminal, bandar udara, pelabuhan, dan stasiun.
Posko ini bukan hanya sekadar menjadi posko pengamanan dan pelayanan, namun juga berfungsi untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.
“Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi Operasi Ketupat tahun 2020, gangguan kamtibmas secara umum seperti curat dan curas mengalami kenaikan sedangkan untuk kasus-kasus yang meresahkan masyarakat lainnya seperti curas bersenpi, curanmor, anirat, mengalami penurunan
demikian juga kecelakaan dan pelanggaran lalu-lintas juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. gangguan kamtibmas masih perlu dioptimalkan,” ucapnya.
Kapolri mengatakan, pengamanan ini tidak boleh dianggap sebagai agenda rutin tahunan biasa, sehingga menjadikan kita cenderung under estimate dan kurang waspada terhadap setiap dinamika perkembangan masyarakat. Apalagi dimasa pandemi Covid-19 saat ini, harus lebih peduli jangan sampai kegiatan Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H menimbulkan klaster-klaster baru penyebaran Covid-19.
“Saya berharap, capaian tersebut dapat terus ditingkatkan dan menjadi motivasi bagi seluruh jajaran Polri untuk lebih mempersiapkan diri serta memberikan dedikasi dan pengabdian terbaik dalam
pelaksanaan Operasi Ketupat tahun 2021 ini,” tutup Kapolri.(LP3/Red)






