JAKARTA, linkpapua.com – Pemerintah Provinsi Papua Barat mendapatkan bantuan untuk penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem dari hasil turnamen Govo Charity Golf. Bantuan dari turnamen ini mencapai Rp500 juta.
Ketua Panitia Govo Charity Golf Zulfarshah mengatakan, penyelengaraan Charity Golf Tournament ini bertujuan membantu pemerintah Provinsi Papua Barat dalam menangani stunting dan kemiskinan ekstrem.
“Berkat partisipasi yang sangat positif kita dapat menyelenggarakan tournament ini dan membantu program kemanusian di daerah Provinsi Papua Barat untuk penurunan stunting dan penanganan kemiskinan ekstrem,” jelasnya.
Zulfarshah menambahkan Govo merupakan kepanjangan dari Olahraga Golf dan Voly. Di mana di dalamnya terdapat mantan-mantan atlet yang sudah melegenda. Salah satunya Pj Gubernur Papua Barat Komjen (Purn) Paulus Waterpauw.
“Turnamen ini merupakan ajang silahturahmi antar rekna Gofer seluruh Nusantara,” jelasnya.
Zulfarshah menambahkan bantuan yang diberikan kiranya dapat bermanfaat untuk membantu pemerintah Provinsi Papua Barat. Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh sponsorship yang sudah berpartisipasi menyukseskan turnamen tersebut.
“Ada 22 sponsorship yang membantu menyukseskan kegiatan ini, semoga apa yang diberikan dapat bermanfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
Optimistis Stunting di Bawah 14%
Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama penyelenggaraan dan sponsorship. Mantan jenderal polisi bintang tiga ini menyebutkan Tournament Govo Charity Golf ini sangat istimewa.
“Kegiatan ini sangat istimewa, selain untuk membantu penanganan stunting dan kemiskinan ekstrim, tournament inijuga menjadi ajang menjaga tali silahturahmi rekan-rekan dari pulau Jawa sampai ke pulau Papua,” bebernya.
“Tepat untuk menyambung silahturahmi dengan para rekan-rekan golfer yang sudah lama tidak saling bertemu,” tambah Waterpauw.
Permasalahan stunting, kata Pj Gubernur, mempunyai dampak sangat merugikan. Baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi dan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
“Ini masalah serius yang harus semua pihak berperan penting, bukan hanya pemerintah saja,” tegasnya.
Waterpauw menyebutkan data Status Survei Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Papua Barat dan Papua Barat Daya mencapai 30%.
“Sampai saat ini berdasarkan data elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM) per semester i 2023 (30 Juni 2023) prevelensi Papua Barat di angka 13.93%. Pada tahun 2024 berdasarkan instruksi presiden menetapkan target prevelansi stunting 14%, maka kami optimis dapat mencapai angka ini bahkan bisa lebih rendah dari 14%,” ucapnya. (*/red)