BINTUNI, Linkpapua.com – Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw bersama rombongan melaksanakan Safari Ramadan di Kabupaten Teluk Bintuni, Jumat (14/4/2023). Pj gubernur diterima Wakil Bupati Matret Kokop dan anggota DPRD Erwin Beddu Nawawi di Masjid Al Munawaroh, Distrik Bintuni.
Turut bersama rombongan, Ketua MUI Provinsi Papua Barat Ahmad Nausrau.
Paulus Waterpauw dalam sambutannya mengatakan, kegiatan Safari Ramadan 1444 H memiliki makna mendalam. Lewat hajatan ini tercipta interaksi antar pemerintah dan masyarakat.
“Kita sama sama bersyukur karena bisa melaksanakan Safari Ramadan. Kami akan berkeliling ke kabupaten kota se-Provinsi Papua Barat. Semoga Kegiatan Safari Ramadan Ini mendapat kemudahan dari Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Waterpauw.
Waterpauw juga menyinggung mengenai makna, hikmah dan keistimewaan menjalankan ibadah puasa. Yaitu melatih diri untuk tetap bersyukur kepada Allah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
“Puasa juga melatih disiplin terhadap waktu. Memberikan kehidupan keseimbangan dalam mempererat silaturahmi dan meningkatkan kepedulian kepada sesama,” terang Waterpauw.
“Sejak saya dipercayakan bapak Presiden dan dilantik Bapak Mendagri menjadi Penjabat Gubernur Papua Barat, Pada Tanggal 12 Mei 2022 di Gedung Sasana Bhakti Praja Kemendagri, sejak itulah saya diberi amanah dan tanggung jawab besar sebagai wakil pemerintah pusat untuk melanjutkan tujuan nasional di Tanah Papua,” terang dia.
Waterpauw menyebutkan, pelaksanaan pembangunan daerah Papua Barat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kerangka pembangunan daerah. Ia berharap dengan ini terbangun sinergi dan pencapaian target pembangunan nasional.
Adapun saat ini kata Waterpauw, yang menjadi fokus adalah Pembangunan Pendidikan dan Penurunanan Stunting. Kata dia, kondisi stunting di Papua Barat pada Tahun 2022 mengalami kenaikan dari tahun 2021 sebesar 3,8% dari 26,2% menjadi 30%.
Terdapat 4 kabupaten dengan kondisi stunting dengan prevalensi tertinggi. Yakni, Pegunungan Arfak, Manokwari, Kaimana, Fak-fak. Untuk Kabupaten Teluk Bintuni angka stunting 22.8%.
Selain stunting kata Waterpauw, Papua Barat juga masih dihadapkan pada tingkat inflasi dan kemiskinan ekstrem.
“Kondisi Papua Barat saat ini untuk kemiskinan ekstrem mengalami penurunan dari Tahun 2021. Turun menjadi 8,35%. Sedangkan untuk Kabupaten Teluk Bintuni sendiri sebagai daerah penghasil, mengalami kenaikan pada Tahun 2022 sebesar 20,91% dari sebelumnya 17,49% Pada Tahun 2021,” pungkasnya. (LP5/red)