MANOKWARI, LinkPapua.com – Asosiasi Ayam Petelur (Asapter) Kabupaten Manokwari, Papua Barat, mempertanyakan pengadaan 5.000 bibit ayam petelur day old chicken (DOC) untuk orang asli Papua (OAP) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Papua Barat. Asapter menilai program tahun anggaran 2023 itu hingga kini tidak jelas.
“Kami merasa kecewa dengan pengadaan DOC ayam petelur sebanyak 5.000 ekor yang diadakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Papua Barat,” ujar Ketua Asapter Manokwari, Valentinus Wainarisi, Jumat (19/7/2024).
Wainarisi mengungkapkan tidak ada informasi yang jelas mengenai pengadaan ayam petelur tersebut. Seharusnya, kata dia, bibit DOC ayam petelur diperuntukkan bagi OAP.
“Bahkan, kami yang terlibat langsung dalam Asapter, sebanyak 11 orang, tidak mendapatkan bantuan itu sama sekali. Kami tidak tahu pembagian 5.000 ekor ayam itu untuk siapa,” katanya.
Selain itu, kata dia, pengadaan pakan ternak baik ayam petelur maupun ayam potong sebanyak 15.000 karung juga tidak jelas peruntukannya.
“Pengadaan pakan ternak itu pun kami, para peternak ayam di Manokwari, tidak mendapatkannya sama sekali,” ucap Wainarisi.
Dia meminta Inspektorat, BPKP, dan BPK untuk segera mengaudit dinas terkait pengadaan 5.000 bibit ayam termasuk pakan ayam pada 2022 dan 2023.
“Informasi yang kami peroleh, ada oknum dari dinas terkait yang juga memelihara ayam dalam jumlah yang banyak. Jadi, kami meminta agar mengaudit Dinas tersebut,” tegasnya.
Wainarisi juga menyampaikan kesulitannya dalam budi daya peternakan ayam, terutama dalam pembangunan kandang dan ketersediaan pakan. Namun, tidak ada perhatian dari pemerintah.
“Saya sebagai orang asli Papua yang punya usaha ternak ayam tidak meminta uang, tetapi tolong bantu kami dalam pembuatan kandang ayam. Saya punya 1.300 ekor ayam, dengan jumlah ini tentunya membutuhkan kandang yang memadai,” tuturnya.
Terakhir, Wainarisi menjelaskan usaha peternakan ayam bagi OAP sangat berpeluang meningkatkan kesejahteraan masyarakat asli Papua.(LP14/Red)