MANOKWARI,Linkpapua.com – Produksi beras Provinsi Papua Barat pada tahun 2022 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 14,40 ribu ton. Angka ini turun 1,78 ribu ton dibanding tahun sebelumnya.
“Ada penurunan sekitar 11,00 persen dibandingkan produksi beras di tahun 2021 yang mencapai 16,18 ribu ton,” jelas Kepala Badan PS Papua Barat Maridje Pattiwaellapia, Rabu (1/3/2023).
Disebutkan Maridje, pada 2022, luas panen padi mencapai MB sekitar 5,46 ribu hektare dengan
produksi sebesar 23,96 ribu ton GKG. Jika dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras pada 2022 mencapai 14,40 ribu ton.
Dia menjelaskan, Luas panen padi pada 2022 mencapai sekitar 5,46 ribu hektare. Ini mengalami penurunan sebanyak 0,95 ribu hektare atau 14,88 persen dibandingkan luas panen padi di 2021 yang sebesar 6,41 ribu hektare.
“Produksi padi pada 2022 yaitu sebesar 23,96 ribu ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 2,96 ribu ton atau 11,00 persen dibandingkan produksi padi di 2021 yang sebesar 26,93 ribu ton GKG,” katanya.
Produksi padi tertinggi pada 2022 kata dia, terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 5,68 ribu ton GKG. Sementara produksi terendah terjadi pada bulan Juli, yaitu sekitar 0,09 ribu ton GKG.
Pada Januari 2023, produksi padi diperkirakan sebesar 1,61 ribu ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2023 mencapai 5,68 ribu ton GKG.
“Sehingga total potensi produksi padi pada Subround Januari−April 2023 diperkirakan
mencapai 7,29 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sekitar 2,63 ribu ton GKG (26,54 persen) dibandingkan 2022 yang sebesar 9,93 ribu ton GKG,” jelas Maridje.
Penurunan produksi padi yang cukup besar pada 2022 terjadi di dua wilayah potensi penghasil padi yakni Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Sorong.
Di sisi lain, dua kabupaten/kota mengalami kenaikan produksi padi yang cukup besar, misalnya Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Fakfak.
Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2022 adalah Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan, dan Kabupaten Sorong.
Sementara itu, kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Fakfak, dan Kabupaten Teluk Wondama.
Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2023, beberapa kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2023 adalah Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan, dan Kabupaten Raja Ampat.
Sementara itu, kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama yaitu Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Teluk Bintuni, dan Kabupaten Fakfak. (LP9/Red)