28.1 C
Manokwari
Kamis, April 25, 2024
28.1 C
Manokwari
More

    Perjuangan Satgas TMMD di Kampung Idoor: Penerangan Minim, Sinyal Lelet, Hingga Jalanan Berlumpur

    Published on

    BINTUNI, Linkpapua.com– Melaksanakan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), harus siap dengan segala risiko atas kondisi di lokasi. Sebab, seperti sudah menjadi karakter paten, sasaran Operasi Militer Selain Perang (OMSP) ini adalah pedesaan yang jauh dari keramaian, tertinggal, serta minus dari segala fasilitas masa kini.

    Kondisi ini klop dengan yang ada di Kampung Idoor, Distrik Wamesa, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Dengan lokasi yang berjarak sekitar 110 kilometer dari pusat kota, mayoritas penduduk Kampung Idoor mengandalkan hasil kebun dan buruan hutan sebagai sumber ekonomi keluarga.

    Jika malam tiba, warga Idoor lebih sering mengandalkan cahaya lilin sebagai sumber penerangan. Meski kabel listrik sudah terhubung ke rumah-rumah mereka, tetapi fasilitas itu tidak berfungsi. Genset kampung sebagai sumber penerangan sudah lama tidak digunakan. “Tidak ada minyak solarnya,” kata Yoel Idorway, Ketua RT 02 Kampung Idoor, Senin (5/6/2021)

    Baca juga:  Dilanda Pandemi, Pemkab Teluk Bintuni Tetap Jalankan 550 Paket Masyarakat

    Untuk menuju perkampungan yang menjadi ibu kota distrik ini, perlu waktu sekitar 5 jam jika menggunakan jalur laut. Sedangkan jika memilih jalur darat, harus menempuh perjalanan selama hampir 10 jam, masuk lewat Distrik Tahota, Kabupaten Manokwari Selatan.

    Lamanya perjalanan darat ini karena kondisi jalan yang masih berupa jalan tanah. Jenis kendaraan yang digunakan pun harus double gardan, untuk menggerus lumpur yang meluber saat turun hujan.

    Di lokasi perkampungan, jangan bermimpi bisa berkomunikasi secara baik dengan dunia luar. Jika ingin sinyal lancar, harus pergi dulu ke wilayah Kabupaten Teluk Wondama dengan perjalanan selama 1 jam. Persis di depan Kantor Distrik Wamesa yang ada di Kampung Idoor, sejatinya berdiri tower pemancar yang dibangun Kementerian Komunikasi dan Informatika.

    Namun, fasilitas yang menggunakan anggaran negara itu, seolah hanya menjadi pajangan dan formalitas simbol kemajuan suatu wilayah.

    Baca juga:  Pembangunan Rumah TMMD Kampung Idoor Dipastikan Tuntas Sebelum Penutupan

    “Harus ganti kartu dulu untuk mendapatkan sinyal dari pemancar itu. Itupun tidak selalu ada, kadang muncul hanya beberapa menit saat menjelang tengah malam,” ucap Lettu Rony Sugiono, Pasiter TMMD ke-111.

    Lalu bagaimana Satgas TMMD ke-111 berjuang dalam menyikapi berbagai kekurangan itu? Perwira pertama TNI AD ini harus selalu pergi dari Kampung Idor jika ingin menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan program TMMD. Beruntung masih ada kendaraan yang menunjang mobilitasnya.

    Untuk melaksanakan sasaran fisik pembangunan rumah penduduk, Satgas TMMD ke-111 sudah mengantisipasinya dengan memboyong mesin genset dari Bintuni. Pekerjaan rumah konstruksi kayu ini yang lebih banyak membutuhkan aliran listrik.

    “Kalau pekerjaan ini selesai, mesin ini akan kami hibahkan juga ke kampung biar bisa digunakan untuk penerangan warga,” kata Letkol Inf Kadek Abriawan, Komandan Satgas TMMD ke-111.

    Meski segala kekurangannya sudah diantisipasi, tidak seluruh pekerjaan itu berlangsung sesuai rencana. Masih banyak kendala yang dihadapi anggota Satgas TMMD ke-111 dalam menyelesaikan pembangunan rumah. Salah satunya saat pengangkutan bahan kayu menuju tempat pengerjaan rumah.

    Baca juga:  Resmi Tutup TMMD, Bupati Kasihiw Harap Kerjasama Pemda dengan TNI-Polri Makin Erat

    Anggota harus bekerja ekstra dulu memperbaiki jalanan yang berlumpur agar kendaraan pengangkut bahan material bisa lewat. Sudah bukan menjadi rahasia lagi, jika habis diguyur hujan jalan tanah yang ada Idoor menjadi becek. Bahkan kedalaman lumpur bisa mencapai 30 sentimeter.

    “Kalau saat cuaca panas, tidak ada masalah. Badan jalan keras dan mudah dilewati. Tapi, selama TMMD ini, di Kampung Idoor lebih sering hujan,” kata Lettu CBA Matheus Wamsiwor, Komandan SSK Satgas TMMD.

    Beruntung warga kampung sigap dan antusias membantu pelaksanaan program itu. Secara bergotong royong mereka ikut memperbaiki pengerasan jalan. Sebesar apa pun kendala yang dialami di lokasi, kata Wamsiwor, jika semuanya bersatu padu pasti bisa teratasi. (LP5/red)

    Latest articles

    Gabungan Mahasiswa Sorong Raya Galang Donasi untuk Korban Longsor Toraja

    0
    SORONG, Linkpapua.com - Gabungan mahasiswa se-Sorong Raya melakukan penggalangan donasi untuk korban longsor di Tana Toraja. Aksi kemanusiaan ini berlangsung akhir pekan lalu di...

    More like this

    Penanganan Kasus Korupsi di Kejari Bintuni Dinilai Lambat, ini Penjelasan Kajari 

    TELUK BINTUNI,LinkPapua.com - Kepala Kejaksaan Negeri Teluk Bintuni Jhony A Zebua membantah proses penanganan...

    Januari-April Kejari Teluk Bintuni Tangani 33 Kasus Pidana Umum, 15 Inkrah

    TELUK BINTUNI,LinkPapua.com- Kepala Seksi Tindak Pidana Umum (Pidum) Boston Siahaan mengatakan, sepanjang Januari hingga...

    Hari Otda Ke-28 di Bintuni, Pemerintah Didorong Gulirkan Program Tepat Sasaran

    TELUK BINTUNI,LinkPapua.com - Upacara peringatan Hari Otonomi Daerah ke-28 digelar di halaman Kantor Bupati...