28.4 C
Manokwari
Selasa, Maret 11, 2025
28.4 C
Manokwari
More

    Melihat Kemeriahan Grebek Syawal di Teluk Bintuni

    Published on

    BINTUNI, linkpapua.com- Indonesia memiliki keragaman budaya dan tradisi. Tradisi ini bertahan turun temurun hingga kini.

    Salah satu tradisi biasanya dilakukan ketika Hari Raya Idul Fitri tiba yaitu Grebeg Syawal. Umumnya, tradisi dari kraton Yogya ini digelar dan menjadi bagian dari sedekah rakyat.

    Tradisi serupa dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Yakni Grebeg Syawal, Grebeg Besar dan Grebeg Mulud.

    Dikutip dari laman Keraton Yogyakarta, Grebeg Mulud digelar setiap 12 Rabiul Awal (Mulud) memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, Grebeg Syawal biasa digelar pada 1 Syawal untuk menandai berakhirnya bulan puasa, sedangkan Grebeg Besar tepatnya tanggal 10 Dzulhijah (Besar) biasanya diperingati pada momentum Hari Raya Idul Adha.

    Baca juga:  Bupati Teluk Bintuni dan Stafsus Presiden Luncurkan Petani Milenial di Kampung Amutu

    Kali ini Grebeg Syawal dilakukan oleh seluruh masyarakat asli Jawa yang berada di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat. Hajatan kali ini digandengkan dengan perayaan HUT ke-10 Pakuwojo di daerah itu.

    Kegiatan budaya tersebut dirangkaikan dengan kirab gunungan hasil bumi yang dilepas oleh Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw dari gelanggang Argosigemerai SP 5 sampai di area Pendopo Pakuwojo Bintuni, Selasa (10/5/2022).

    Baca juga:  Kasihiw: Membangun Bintuni Berbeda Dengan Daerah Lain

    “Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, ya saya dan keluarga juga menyampaikan mohon maaf lahir batin untuk kita semua,” ungkap Kasihiw saat melepas rombongan kirab gunungan.

    Petrus Kasihiw juga mengajak warga masyarakat Tanah Sisar Matiti untuk tetap menjaga tali persaudaraan persatuan dan kesatuan dengan beragam keyakinan, suku, ras, budaya. Kata dia, keragaman ini merupakan anugerah dari Tuhan.

    Baca juga:  Siap Disahkan, Ranperdasi Pendidikan Papua Barat Bakal Jadi Rujukan

    “Di mana bumi dipijak di situ langit kita junjung,” pungkasnya.

    Dari pantauan media ini terlihat sejumlah gunungan dari beragam kuliner khas Jawa dipikul dan dikirab menggunakan kayu. Kegiatan budaya ini juga dimeriahkan kesenian adat suku Jawa, seperti reog, kuda lumping, dan Persaudaraan Setia Hati Terate menuju area Pendopo Pakuwojo jalan raya Awarepi, Teluk Bintuni. (LP5/red)

    Latest articles

    Soal Efisiensi Anggaran, Haryono May: Jangan Abaikan Kebutuhan Dasar Masyarakat

    0
    MANOKWARI, Linkpapua.com- Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Manokwari bersama Badan Anggaran (Banggar) DPRK Manokwari akan melakukan pembahasan berkaitan dengan efisiensi anggaran yang menjadi kebijakan...

    More like this

    Soal Efisiensi Anggaran, Haryono May: Jangan Abaikan Kebutuhan Dasar Masyarakat

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Manokwari bersama Badan Anggaran (Banggar) DPRK Manokwari...

    Joey, Dean, dan Emil Resmi WNI, Timnas Makin Kuat Hadapi Australia dan Bahrain

    JAKARTA, LinkPapua.com - Timnas Indonesia mendapat tambahan kekuatan jelang laga melawan Australia dan Bahrain...

    Gubernur Papua Barat Awali Kerja dengan Ibadah Syukur di Kantor Gubernur

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Mengawali tugasnya sebagai Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan bersama jajaran pemerintah...