TELUK BINTUNI, LinkPapua.com – Rapat kerja (raker) evaluasi 2022 puskesmas se-Kabupaten Teluk Bintuni mulai berlangsung di Aula Misi, Distrik Bintuni, Rabu (8/2/2023). Beberapa hal terkait penanganan kesehatan jadi pembahasan serius.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Teluk Bintuni, Franky D. Mobilala, mengungkapkan hal itu di antaranya malaria, stunting, wasting, sanitasi, hingga HIV/AIDS.
Soal malaria, Franky mengungkapkan rasio kasus malaria di Teluk Bintuni saat ini 4 berbanding 1.000. Dirinya pun mewanti-wanti agar masyarakat jangan pernah menganggap remeh malaria.
“Orang Bintuni jangan pernah anggap daerah kita telah bebas malaria. Itu juga jadi fokus kita di Dinkes supaya kita bisa cepat eliminasi malaria,” ujarnya.
Lalu, berkaitan stunting, Franky mengatakan Teluk Bintuni dari sebelumnya prevalensi 26 – 27 persen, pada 2023 ini menjadi urutan terendah di Papua Barat dengan 22 persen. Penurunan terjadi dikarenakan intervensi peningkatan dalam pelayanan kesehatan posyandu dengan perbaikan gizi.
Kemudian, lanjut Franky, Dinkes juga tengah masif menekan penyebaran HIV/AIDS. Termasuk akan dilaksanakan pelatihan khusus bagi tenaga kesehatan. Saat ini jumlah kasus HIV/AIDS di Teluk Bintuni mencapai hampir 600 orang.
Franky pun mengajak seluruh pihak dan elemen masyarakat untuk benar-benar memperhatikan hal-hal yang jadi pemicu penyebaran HIV/AIDS, seperti seks bebas, peredaran miras, dan lainnya.
Sebab, penyebarannya telah mengancam seluruh kalangan, termasuk usia pelajar. Tak hanya di wilayah kota melainkan hingga ke pelosok kampung.
“Untuk mengatasi persoalan tersebut bukan saja menjadi tanggung jawab orang kesehatan sendiri melainkan semua pihak dan elemen masyarakat,” ucapnya. (LP5/Red)