MANOKWARI,linkpapua.com- Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw meluncurkan buku biografi ‘Mengabdi Dengan Hati’ pada acara halal bi halal KNPI, Rabu (3/5/2023) malam di salah satu hotel di Manokwari. Buku ini mengisahkan perjalanan karier Waterpauw dan setumpuk cita-citanya untuk Tanah Papua.
Tampil sebagai pembedah, DR. Ir. Agus Sumule, DR. IR. H. Mulyadi Djaya, M.SI, Brigjend Pol. Patriage R. Renwarin S.H., M.H, Baso Daeng, SP, M.SI, Sirajudin. Ini adalah buku kedua Waterpauw.
Di bukunya yang pertama, mengupas tentang perjalanan dari masa kecil sampai ia menjabat Wakapolda Papua berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen). Buku pertama Waterpauw ditulis oleh mendiang Prof. Dr. H. Asep Kartiwa.
Di buku kedua ini mengupas babak lanjutan karier Waterpauw. Yaitu saat bertugas menjadi Kapolda Papua Barat, Kapolda Papua pertama, Kapolda Sumatera Utara (Sumut), kemudian sebagai Kapolda Papua yang kedua kalinya sebelum kemudian diangkat menjadi Kabaintelkam Polri.
Buku ini juga mengupas pengabdian Waterpauw sebagai Deputi Il Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Negara Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Buku tersebut berisi, selain berkaitan dengan hal-hal kedinasan juga pemikiran Sang Jenderal tentang masalah pembangunan, kesejahteraan, keamanan, sosial, ekonomi, hukum dan lainnya,
untuk kemajuan Tanah Papua masa depan.
Dalam buku itu, digambarkan juga kondisi Papua merupakan daerah tempat, pergi dan kembali. Suatu daerah yang dipersepsikan sebagai zona merah yang berisiko tinggi dilihat dari sisi keamanan. Namun, bagi Paulus Waterpauw, kembalinya mengabdi ke Tanah Papua, merupakan tugas kemanusiaan, wujud pengabdian terhadap negara, darma bakti untuk memajukan masyarakat tanah kelahirannya.
Buku ini berisi 385 halaman dan ditulis oleh Ensa Wiarno dan Rudi Hartono.
Menyentuh Hati Warga
Paulus menuangkan cita citanya di buku itu. Ia bercita cita membawa Papua setara dan lebih bermartabat. Tak semata-mata melaksanakan tugasnya, melainkan lebih pada upaya menyentuh hati warga masyarakat Papua agar terus bangkit dan tetap merasa berada dalam perlindungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Seseorang, tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. kita sendiri, kita tak pernah tahu Bahkan dengan diri kita
sebenarnya siapa kita, dan akan bagaimana. Demikian pula, tatkala meneropong masa depan, yang ada hanya harapan dan karena sejatinya, kita
angan-angan. tidak akan pernah tahu
perjalanan di masa depan,” ucap Waterpauw dalam bukunya.
Di benak Paulus Waterpauw, yang bisa dilakukan adalah merencanakan yang terbaik. Lalu, berupaya sebaik dan
mampu mungkin untuk menggapai yang diangankan. Oleh karena itu, mengintrospeksi diri, menurutnya, menjadi bagian penting.
la pun lantas memberikan contoh-contoh
sendiri dengan orang lain atau yang selalu harus dilakukan dengan membandingkan diri sendiri sendiri, dan perbandingan dengan orang lain, dengan diri kita sendiri. Perbandingan vertikal dengan diri sendiri dan perbandingan horizontal dengan orang lain
Menurutnya, menjadi penting agar kita senantiasa sadar akan keberadaan kita.
Manusia memang unik, walau menurut dirinya sendiri. Begitulah yang ia rasakan dan praktikan. Memang begitu nyatanya, bagaimana tujuan akhir perjalanan. Namun, yang wajib dilakukan, belajar sungguh-sungguh dan mengaplikasikan seluruh kemampuan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya. pengetahuan saja tidak cukup, karena yang terpenting buah dari pengetahuan dan kemampuan tersebut.
Setelah berupaya, lalu berserah diri kepada Yang Maha- kuasa, karena Tuhan Yang Mahakuasalah yang senantiasa
membimbing manusia untuk menggapai keinginannya. Pandangannya tentang kehidupan pribadi, Sang Jenderal
sebarkan pada bawahannya dan orang-orang terdekatnya.
Misteri
la pun sering mengatakan bahwa kehidupan itu bagaikan air yang mengalir, sehingga tak usah harus mendramatisasi apa-apa yang terjadi. Dibenaknya, manusia tak usah ngotot sepertu ingin mengetahui segalanya, karena hal itu mustahil tercapai.
Ada hal-hal yang ingin diikuti, tetapi tak semua keinginan mengikuti tersebut harus dituruti. Demikian pula keinginan untuk mendapatkan sesuatu, tak semua keinginan harus didapatkan.
Demikian pula kesuksesan yang diperoleh seseorang, kehormatan yang diterima, sejatinya, melalui tangan-tangan.
Tuhan dengan wujud bantuan sesama. Siapapun tak dengan wujud dari
bisa bergerak sendiri, karena nyatanya akan membutuhkan bantuan pihak lain.
Demikian pula tatkala menginginkan
memiliki kekuasaan di suatu wilayah, tentu membutuhkan bantuan pihak lain. Dengan kapasitas orang lain dalam bidangnya, lalu membantu kita, seperti itulah yang
lain atau orang akhirnya kita peroleh.
Pandangan Paulus Waterpauw dalam mengarungi hidup, selalu pula disampaikan kepada orang-orang yang ditemuinya dalam bertugas. Intinya, la pun sangat mendukung upaya keras setiap orang yang ingin menggapai sesuatu. Namun, ia pun selalu memperingatkan siapa pun tentang misteri Tuhan Yang Maha Kuasa dalam membantu manusia menggapai angan-angannya. (LP9/red)