MANOKWARI, LinkPapua.com – Sebanyak 86 persen program studi di perguruan tinggi se-Papua telah terakreditasi. Fakta ini disampaikan Kepala LLDIKTI Wilayah XIV, Suriel S Mofu, dalam rapat senat terbuka Universitas Caritas Indonesia yang digelar di Aula Utama Universitas Papua, Manokwari, Sabtu (26/5/2025).
Mofu menjelaskan, di Papua saat ini terdapat 126 perguruan tinggi yang terdiri atas 5 perguruan tinggi negeri (PTN), 76 perguruan tinggi swasta (PTS), dan 45 perguruan tinggi di bawah kementerian lain. Secara keseluruhan, jumlah program studi yang tersedia mencapai 704 program studi.

“Jadi, total program studi di tanah Papua ada 704 program studi. Bayangkan betapa banyaknya program studi di tanah Papua ini,” ujarnya.
Terkait akreditasi, dari total 704 program studi tersebut, sebanyak 86 persen telah terakreditasi. Hanya 14 persen program studi yang belum memiliki akreditasi.
Mofu merinci, dari 196 program studi di PTN, hanya 20 yang belum terakreditasi atau sekitar 10 persen. Sementara itu, dari 359 program studi di PTS, 322 sudah terakreditasi, sehingga hanya sekitar 10 persen yang belum. Adapun di perguruan tinggi kementerian lain, dari 149 program studi, hanya 39 yang belum terakreditasi atau sekitar 26 persen.
“Jadi, baik PTN maupun PTS yang telah terakreditasi 90 persen. Data ini membuktikan kualitas pendidikan tinggi sehingga di Papua tidak ada masalah dengan perguruan tinggi terakreditasi. Karena jika tidak terakreditasi kita tutup dan kita tidak izinkan menyelenggarakan pendidikan dan wisuda,” bebernya.
Mofu juga mengungkapkan, kualitas dosen di Papua terus meningkat. Pada 2017, dari sekitar 2.000 dosen, hanya 300 dosen yang memiliki jabatan fungsional. Namun pada 2025, dari total 2.209 dosen, sebanyak 1.678 dosen kini telah memiliki jabatan fungsional, terdiri atas 60 lektor kepala, 728 lektor, dan 889 asisten ahli.
“76 persen dosen-dosen di perguruan tinggi telah memiliki persyaratan untuk mengajar di perguruan tinggi,” katanya.
Mengenai sertifikasi dosen (serdos), hingga tahun 2025 tercatat 724 dosen di Papua telah bersertifikat dan mendapatkan tunjangan dari negara.
“Saya dibiayai Rp22 miliar tiap tahun untuk membiayai tunjangan mereka. Itu bukan PNS, tapi untuk dosen bersertifikat dan dosen yayasan. Jadi, jika kita mau bilang kualitas dari PTN, PTS, akreditasi program studi hingga sertifikasi dosen di Papua sudah layak,” terangnya.
Dalam periode 2017 hingga 2025, lima PTN di Papua menghasilkan 45.116 lulusan sarjana. Sementara itu, 76 PTS meluluskan 47.319 sarjana. Total lulusan tujuh tahun terakhir mencapai 92.935 orang, termasuk 19.315 lulusan program studi keguruan.
“Ini baru tujuh tahun terakhir, belum yang di bawah 2017. Belum ditambah mereka yang kuliah di luar Papua, belum OAP (orang asli Papua) yang kita kirim kuliah di luar negeri,” tuturnya.
Namun demikian, Mofu mengakui masih ada tantangan besar, yakni banyaknya lulusan sarjana yang belum terserap di dunia kerja, terutama di Papua Barat. (LP14/red)




