BINTUNI, linkpapua.com – Plt Sekretaris Daerah Teluk Bintuni Frans N Awak meletakkan batu pertama pembangunan gedung gereja GKI Jemaat Asher dan Musala An-Nur Kampung Sorondauni, Distrik Taroi, Sabtu (28/5/2022). Frans memberi pesan pluralisme.
Ia mengatakan, salah satu karakteristik Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar adalah kebesaran, keluasan dan kemajemukannya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, terdapat 1.128 suku bangsa dan bahasa, ragam agama dan budaya yang tersebar pada sekitar 16.056 pulau di Indonesia.
“Untuk menyikapi keragaman ini, maka perlu konsepsi, kemauan dan kemampuan yang kuat dan memadai untuk menopang keistimewaan bangsa ini. Konsepsi inilah yang disebut dengan Empat Pilar Kebangsaan,” ujarnya.
Menurut Frans, adapun salah satu dari Empat Pilar Kebangsaan yang menjadi tiang penyangga yang kokoh atau soko guru kehidupan berbangsa dan bernegara ini adalah Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan ini kata dia, bertujuan untuk menghargai perbedaan atau keragaman namun tetap bersatu dalam bingkai ke-Indonesiaan.
“Beragamnya suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) di Indonesia haruslah dipandang sebagai kekayaan khazanah sosio-kultural, bersifat kodrati dan alamiah yang dapat menjadi penyemangat demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa,” jelas Frans.
“Jika kita hadir pada hari ini untuk meletakkan batu pertama bagi pembangunan dua rumah ibadah yaitu GKI Jemaat Asher dan Mushola An-Nur di Distrik Taroi ini, haruslah kita sadari bersama bahwa inilah perwujudan yang indah dari Bhinneka Tunggal Ika, walaupun kita berbeda-beda tetapi tetap satu” tuturnya.
Lebih lanjut Fans mengaku cukup senang sekaligus berbangga hati, karena pada hari ini menyaksikan kerukunan antarumat beragama yang terjalin dengan indah di sini.
Frans mengatakan, sebagai perwujudan kesadaran toleransi yang begitu tinggi juga mengingatkan akan indahnya filosofi “agama keluarga” yang terus dijaga dan dipelihara di tengah kehidupan masyarakat Bintuni hingga saat ini.
“Inilah yang saya harap bisa terus kita jaga bersama. Sejalan hal tersebut, terkait dengan proses pembangunan dua rumah ibadah ini ke depan tentunya akan ada berbagai proses dan tahapan pembangunan baik dari perencanaan hingga pada selesai pembangunan,” ucapnya.
Untuk itu, Frans memotivasi panitia pembangunan dan segenap warga masyarakat baik umat Muslim maupun Nasrani untuk bahu membahu membangun tempat peribadatan ini. Ia mengingatkan agar mengedepankan rasa kebersamaan serta saling bekerjasama dan bergotong royong.
“Perlu saya tambahkan bahwa program pembangunan di bidang keagamaan merupakan program prioritas yang terus dikerjakan oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah sedang terus berupaya untuk menjadikan Bintuni sebagai kabupaten religius yakni kabupaten yang nyaman dijadikan tempat beribadah dan merawat toleransi,” paparnya.
Oleh sebab itu, Frans mengatakan, pemerintah akan terus mendorong pembangunan fasilitas keagamaan di Teluk Bintuni. (LP5/red)