BINTUNI, Linkpapua.com- Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan, bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menggelar tatap muka dengan para pengungsi Kampung Meyerga, Distrik Moskona Barat, di Gedung Serba Guna Kali Kodok, Distrik Bintuni Timur, Senin (2/8/2021).
Selain Gubernur Papua Barat, hadir dalam kesempatan ini adalah Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Dr. Tornagogo Sihombing S.I.K, M.si., bersama Panglima Kodam XVII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa S.E., M.Tr (Han), serta Bupati Teluk Bintuni, Ir. Petrus kasihiw M.T. Pertemuan tatap muka dengan jajaran pemerintah dan Forkopimda ini rangka pengembalian para pengungsi Distrik Moskona Barat ke kampung halaman.
Bupati Teluk Bintuni, Ir. Petrus Kasihiw M.T., dalam kesempatannya menyampaikan dua isu penting. Pertama, yang menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat adalah Covid-19.
“Yang kedua masalah pengungsi saudara kami dari Distrik Moskona Barat. Hari ini 29 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 115 jiwa yang akan menerima saran dan arahan dari Bapak Gubernur, Kapolda, dan Pangdam,” kata Petrus.
Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Dr. Tornagogo Sihombing S.I.K, M.si., menyampaikan keprihatinannya kepada masyarakat Distrik Moskona Barat, khususnya Kampung Mayerga.
“Saya mendengar ada sekelompok orang melakukan gangguan keamanan di sekitar Distrik Moskona barat. Sebenarnya hal seperti ini tidak boleh terjadi. Sebenarnya untuk wilayah Papua Barat tidak ada kejadian seperti itu,” ucapnya.
“Sebenarnya kami tidak menyalahkan siapa-siapa, mungkin ada pihak-pihak tertentu saudara kita yang berbeda pandangan dengan pemerintah dan masyarakat maka terjadilah hal itu. Kami akan membuktikan negara hadir di tengah-tengah melindungi masyarakat karena hal seperti pernah terjadi di Maybrat,” imbuhnya.
Pihaknya, kata dia, sesegera mungkin menempatkan pos personel TNI/Polri di sana untuk mendampingi masyarakat sehingga masyarakat merasa aman dan kejadian serupa tidak terulang.
Selanjutnya, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa S.E., M.Tr (Han), juga menyampaikan sangat prihatin terhadap masyarakat Distrik Moskona Barat dan terpaksa mengungsi.
“Masyarakat terganggu dengan kondisi keamanannya. Orang coba-coba mengajak masyarakat untuk teriak Papua Merdeka. Sedangkan Bapak Lodwick Mandacan, orang tua dari Bapak Gubernur, yang salah satu tokoh Papua Merdeka sudah mengikrarkan diri untuk bergabung dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan hari ini kita sedang membangun dan berjuang keras untuk masa depan anak cucu kita,” bebernya.
“Setelah ada kejadian kemarin, saya perintahkan Pak Danrem dan Pak Kodim untuk segera melaksanakan menjaga stabilitas keamanan, jangan tunggu waktu lama-lama,” ucapnya.
“Saya berharap pace-mace jangan takut kita tinggal di wilayah tanah air kita sendiri. Negara dan pemerintah hadir untuk mengayomi masyarakat. Saya selaku Pangdam yang bertanggung jawab tentang stabilitas keamanan, saya jamin keamanan pace-mace di sini,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan, yang juga dalam kapasitas sebagai Kepala Suku Besar Arfak dan keluarga yang ada di kawasan Teluk Bintuni, menyampaikan bahwa TNI-Polri sudah menjamin keamanan masyarakat Distrik Moskona Barat.
“Mari kita para kepala suku, tokoh, dan kepala distrik agar berperan juga dalam melayani masyarakat. Karena mungkin ada pembangunan yang belum menyentuh terhadap keluarga kami di sana dan belum merasakan pembangunan. Mereka berbuat seperti agar dapat perhatian pemerintah. Seperti itu, hal seperti ini perlu dikomunikasikan,” terang Dominggus.
Mewakili masyarakat Distrik Moskona Barat, Yulianus Orocomna, menyampaikan terima kasih kepada Gubernur, Pangdam, Kapolda, dan Bupati, yang telah peduli terhadap mereka dalam hal tenaga, pikiran, dan bantuan. (LP2/red)