MANOKWARI, Linkpapua.com – Anggota DPRD Kabupaten Tambrauw dari Komisi I, David Sedik A.Md, menyampaikan pihaknya telah menemui Polda Papua Barat (PB), Kamis (17/6/2021).
Pertemuan itu salah satunya membahas nasib peserta seleksi bintara Otsus yang berasal dari Tambrauw. Dari 115 peserta ikut seleksi, 72 yang masih lanjut, sementara 43 sisanya tidak lolos.

“Kami menanyakan kepada Bapak Wakapolda kenapa mereka tidak lolos. Ternyata salah satu faktor tidak lolosnya adek-adek kita dari Tambrauw adalah faktor kesehatan. Bukan hanya dari adek-adek kita dari Tambrauw, tetapi hampir semua dari seluruh kabupaten Provinsi Papua Barat adalah faktor kesehatan,” beber David.
David mengatakan, faktor kesehatan adalah syarat mutlak. Jadinya, biar bagaimanapun, peserta yang ikut seleksi tidak akan bisa dibantu. “Sehingga dengan demikian tidak bisa dibantu. Kami coba berdiskusi dengan Wakapolda pun tetap tidak bisa dibantu. Akhirnya kita meminta kepada Bapak Wakapolda untuk memperhatikan ade-adek kita yang 72 orang ini,” ucapnya.

David ngotot memperjuangkan para peserta seleksi karena tidak lama lagi polres akan dibangun di Tambrauw. Peserta saat ini diharapkan bisa mengisi berbagai posisi di polres nanti.
“Agar mereka bisa diloloskan dalam rangka sebagai putra daerah Tambrauw yang akan ditugaskan di daerahnya Tambrauw. Karena tidak lama lagi Kabupaten Tambrauw akan membangun polres,” tuturnya.
David mengungkapkan, ketidaklulusan peserta seleksi membuat masyarakat setempat bertanya-tanya. Hasil pertemuan dengan Polda PB inipun diharapkan bisa memberikan pengertian kepada masyarakat.
Telah mengetahui alasan ketidaklulusan pada seleksi kali ini, diharapkan para peserta ke depan lebih mempersiapkan diri. “Kami berharap untuk adek-adek kita bila mau mengikuti bintara Otsus agar mempersiapkan dirinya lebih baik lagi. Ketika cacat sapa pun tidak akan bisa menolong. Apalagi ini kesempatan emas yang dikhususkan untuk orang asli papua (OAP),” pesan David.
“Agar orang tua juga memperhatikan anak-anaknya dengan baik di masa SMP dan SMA. Agar mereka tidak melakukan pergaulan yang tidak baik seperti miras ataupun catatan kriminal dari kepolisian,” imbuhnya.
Sementara, Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Tambrauw, Gaspar Barru SE, menyampaikan bahwa yang paling pertama menjadi perhatian adalah anak-anak OAP agar bisa diterima setiap tahunnya.
“Kami juga akan menyampaikan kepada anak-anak kami di Tambrauw agar mempersiapkan dirinya dari sekarang. Bukan menunggu lagi terutama faktor kesehatan,” katanya.
Dia juga berharap agar para peserta mengevaluasi diri agar tidak menyalahkan pemerintah ataupun pihak lain saat tidak lolos seleksi.
“Saya jatuhnya karena apa. Apakah saya karena mengkonsumsi miras ataupun narkoba. Bukan hanya di luarnya sehat, tetapi dalamnya lapuk. Lapuknya karena apa? Miras dan narkoba, AIDS, TBC. Karena Polda selektif betul dalam kesehatan,” paparnya.
Pihaknya, lanjut dia, juga akan mempersiapkan pengawalan. “Untuk anak-anak kita ke depan agar kita tahu, ‘Oh anak kita tidak lolos (jatuh) di sini’, agar kita menyampaikan ke orang tua mereka juga secara baik,” terangnya.
“Harapan saya untuk generasi muda di bawah 21 tahun itu mulai siapkan diri dari sekarang. Mulai dari fisik dan kesehatan. Lebih khusus kepada orang tua agar lebih mengawasi anak-anaknya,” tutup Gaspar. (LP5/red)




