27.4 C
Manokwari
Minggu, Maret 30, 2025
27.4 C
Manokwari
More

    Angka Putus Sekolah di Papua Barat 68.988 Anak, Manokwari Tertinggi

    Published on

    SORONG, Linkpapua.com – Akademisi Universitas Papua, Agus Irianto Sumule, memaparkan presentasi serius mengenai kondisi anak tidak mengenyam pendidikan di Provinsi Papua Barat.

    Dia menjelaskan, total keseluruhan anak putus sekolah se- Papua Barat mencapai 68.988 anak. Pemetaan angka anak putus sekolah di wilayah Papua Barat, terbagi manjadi dua wilayah, yakni Bomberai dan Domberai

    Bomberai mencakup Kabupaten Fakfak, Kaimana, dan Teluk Bintuni. Wilayah adat ini, Teluk Bintuni merupakan penyumbang terbesar anak tidak sekolah sebanyak 5.598 anak.

    Selanjutnya, Kaimana dengan jumlah anak tidak bersekolah sebanyak 4.588 dan Fakfak sebanyak 4.318 anak tidak bersekolah.

    Baca juga:  Pemprov Papua Barat Dukung Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

    Sementara, di wilayah Domberai yang mencakup Kabupaten Manokwari, Pegunungan Arfak, Manokwari Selatan, Kabupaten Sorong, Raja Ampat, Teluk Wondama, Tambrauw, Kota Sorong, dan Kabupaten Sorong Selatan.

    Manokwari merupakan penyumbang terbesar angka anak tidak bersekolah sebanyak 12. 804 anak. Kemudian Pegunungan Arfak dengan 8.508 anak tidak bersekolah, sedangkan di urutan ketiga Kota Sorong dengan jumlah 6.577 anak tidak bersekolah.

    “Penyumbang anak putus sekolah terendah adalah Kabupaten Tambrauw dengan angka 1.061 anak tidak bersekolah. Total keseluruhan anak putus sekolah se-Provinsi Papua Barat, 68.988 anak putus sekolah,” jelasnya dalam pelaksanaan Rapat Kerja (Raker) Bupati/Wali Kota di Kabupaten Sorong, Kamis (20/10/2022).

    Baca juga:  Siap-siap! Waterpauw Segera Lakukan Rotasi Pejabat

    Agus Sumule menyebut, terdapat tiga hal penting yang perlu dilakukan dalam mengatasi permasalahan pendidikan. Kata dia, memberikan hak pendidikan anak, pendidikan dewasa, dan pembenahan tenaga guru.

    “Kalau kita bicara pendidikan di mana pun di dunia ini, ada tiga hal, yaitu hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang layak sesuai Undang-Undang Dasar 1945. Serta berbicara tentang penduduk dewasa, berapa rata-rata pendidikan penduduk dewasa. Kemudian masalah ketiga, yaitu bagaimana situasi guru, karena gurulah yang menyelesaikan masalah ini. YouTube tidak bisa mengatasi masalah pendidikan, kecuali guru,” bebernya.

    Baca juga:  Lahirkan 8 Rekomendasi, 4 Provinsi Baru Papua Sah jadi Anggota Fordasi

    Menyikapi hal tersebut, Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw, menyatakan Raker Bupati/Wali Kota merupakan sarana penting untuk membahas hal ini. Kata dia, wajib mencari solusi atas banyaknya faktor penyebab angka anak putus sekolah di Papua Barat yang menyentuh jumlah sangat besar.

    Dasar pendidikan juga berpengaruh pada bekal masa depan guna menekan angka pengangguran di daerah.  “Banyak anak-anak asli Papua yang putus sekolah dari data 68.988 anak putus sekolah. Jadi, kita mau diskusikan dengan para bupati/wali kota untuk mencari solusi,”ujarnya. (LP9/Red)

    Latest articles

    Pemerintah Tetapkan Idulfitri 1446 H Jatuh 31 Maret 2025

    0
    JAKARTA, LinkPapua.com – Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) resmi menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah atau Lebaran Idulfitri jatuh pada Senin (31 /3/2025). Kepastian ini diumumkan...

    More like this

    Manokwari United Siap Tampil di Liga 4, Target Promosi ke Liga 3

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Bupati Manokwari Hermus Indou pada Kamis (27/3/2025)secara resmi melaunching Manokwari United yang...

    Lani Lakotani Resmi Pimpin BKOW Papua Barat Periode 2025-2030

    MANOKWARI, LinkPapua.com – Lani Lakotani resmi menjabat sebagai Ketua Badan Kerja Sama Organisasi Wanita...

    Gubernur Papua Barat Serahkan Bantuan Beras ke 200 Masjid-7 Ponpes Jelang Idulfitri

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, menyalurkan bantuan berupa beras kepada 200...