MANSEL, Linkpapua.com- Adolof Kawey melayangkan kritik terhadap penerapan layanan BPJS di rumah sakit termasuk di Manokwari. Adolof menyebut, masyarakat peserta BPJS seringkali dibodohi oknum-oknum di rumah sakit.
Menurutnya, pada umumnya masyarakat Manokwari Selatan yang hendak berobat maupun dirawat masih tergantung rujukan ke Manokwari. Selain karena rumah sakit Elia Waran baru saja dioperasikan, Rumah sakit Manokwari masih menjadi tempat rujukan utama pasien dari daerah ini.
“Saya hampir kehilangan kepercayaan kepada BPJS karena penerapan pelayanan di sejumlah rumah sakit tidak sesuai dengan yang saya bayangkan. Ada oknum terkadang menggiring masyarakat yang berobat ke rumah sakit untuk membeli obat ke apotik,” ungkap Adolof di sela-sela kegiatan musrenbang Pemerintah Kabupaten Mansel, Senin (11/4/2022).
Menurutnya, sering terjadi, masyarakat datang berobat ke rumah sakit. Lalu dokter menyuruh menebus obat di apotek. Yang ternyata kata Adolof, apotek itu milik dokter tadi.
“Inikan namanya membodohi masyarakat. Saya harap agar hal-hal seperti ini jangan terjadi di Rumah Sakit Elia Waran. Kalau bisa RS Elia Waran menjadi contoh yang baik bagi rumah sakit yang ada di Papua Barat ini,” katanya.
Adolof juga melayangkan kritik senada beberapa waktu lalu. Ia mengaku mempertanyakan kepada pimpinan daerah terkait kerja sama pemda dengan BPJS.
Karena kerja sama ini seperti tidak menguntungkan masyarakat. Ini akibat ulah sejumlah oknum yang masih sering memperdaya masyarakat untuk membeli obat. Ia menyesalkan masih lemahnya sistem pengawasan.
“Saya sampaikan waktu rapat dengan bapak wakil bupati bahwa percuma saja daerah keluarkan uang untuk menjamin pengobatan masyarakat tapi ternyata BPJS juga tidak maksimal melakukan pengawasan kepada oknum-oknum rumah sakit yang tidak menerapkan sistem BPJS dengan baik,” ketusnya.
Isu terkait adanya oknum rumah sakit yang tidak menjalankan sistem BPJS dengan baik juga dibenarkan Ombudsman Papua Barat. Saat berkunjung ke Kabupaten Mansel beberapa waktu lalu, Kepala Keasistenan Bidang Pemeriksaan Ombudsman RI Perwakilan PB Yunus Kaibman menyampaikan bahwa pihaknya juga sudah pernah menangkap praktik serupa di Kabupaten Manokwari.
“Untuk di Mansel belum sejauh ini kita belum temukan praktik yang demikian, tapi di Manokwari kita sudah pernah tangani. Pasien di dalam BPJSnya sudah ada klem tentang obat yang dibutuhkan namun pasien diarahkan untuk membeli obat di luar. Waktu itu kami datangi dan menyuruh rumah sakit untuk mengembalikan klem pembiayaan tersebut,” katanya.
Menanggapi permintaan dari Adolof Kawei, Direktur RS Elia Waran Iwan Butarbutar mengaku bahwa saat ini pihaknya sedang berupaya menganalisa sebaran penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Selanjutnya data ini akan menjadi dasar pihak rumah sakit untuk mempersiapkan stok obat dan peralatan medis di RS Pratama Elia Waran.
“Saat ini dokter spesialis kami sedang mengerjakan itu, harapan kami agar tim anggaran dapat mengakomodir semua pengajuan anggaran terkait penyediaan obat dan peralatan. Baik untuk tahun 2023 mendatang maupun pada tahun 2022 ini” kata Iwan.
Disampaikannya bahwa dengan kondisi yang terbatas pihaknya sudah cukup berusaha untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Ia berharap pada perubahan anggaran tahun ini kebutuhan di RS Elia Waran bisa tercukupi. (LP3/red)