MANOKWARI, linkpapua.com– Barisan Masyarakat Pengembangan Peningkatan Pembangunan Indonesia (BMP21) Papua Barat menyoroti minimnya fasilitas pendidikan di SD Inpres Petrus Kafiar Amban Pantai. BMP21 menilai, perhatian pemerintah daerah terhadap dunia pendidikan masih rendah.
“Sebagai organisasi yang konsen pada peningkatan SDM orang asli Papua, kami menyoroti fasilitas buku baca dan ruang membaca perpustakaan di SD Inpres Petrus Kafiar Amban Pantai yang sangat minim. Menurut kami ini kondisi yang memprihatinkan,” ujar
Markus Fatem, Sekretaris Umum DPP BMP21 Papua Barat, Senin (9/10/2023).
Menurut Markus, minimnya fasilitas menunjukkan rendahnya perhatian pemda. Fasilitas yang serba darurat juga dipandang sebagai bukti tidak berjalannya program pendidikan secara layak.
“Menurut saya ruang baca yang terbuat dari papan dan tiang balok itu membuktikan fasilitas ini buruk sekali,” sebut Markus Fatem.
Markus Fatem mengatakan, di zaman serba gampang dan teknologi canggih ini pemerintah dapat melaporkan data perkembangan pendidikan dan fasilitas yang minim bagi anak-anak Orang Asli Papua (OAP) dalam hitungan tahunan. Tetapi ini justru dibiarkan berlarut-larut.
“Itu kok ruang perpustakaan masih mengunakan kayu papan dan balok. Yang saya heran sekali itu ini kita di dalam kota yang serba canggih. Kenapa pemerintah tidak bisa bangun fasilitas ruang perpustakaan dengan sumber dana otonomi khusus. Kan lucu juga ini,” tanya Fatem.
Aktivis NGO itu menyatakan akan menyurati pemerintah daerah terkait hal tersebut. Dirinya berharap pernda memberi perhatian serius pagi kelancaran jalannya proses pendidikan di SD Inpres Petrus Kafiar Amban Pantai
“Sebagai aktivis NGO di daerah ini saya akan surati pemerintah terkait hal ini. Saya siap bantu menyampaikan ke pemerintah daerah dan instansi teknis,” ujar Fatem. (*/red)