MANOKWARI, LinkPapua.com – Pj Ketua TP PKK Papua Barat, Roma Megawanti Pasaribu, terus mengambil langkah konkret dalam mendorong kesadaran akan gizi seimbang dan berkualitas di kalangan generasi muda.
Salah satunya melalui program Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) Goes to School yang kali ini dihelat di SD Negeri 32 Sanggeng, Kabupaten Manokwari, Kamis (10/8/2023).
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan sosialisasi, tetapi juga membawa kontribusi nyata dalam bentuk bantuan langsung. Megawanti memberikan bantuan pribadi berupa uang tunai serta satu unit speaker yang akan mendukung kebutuhan pendidikan di sekolah tersebut.
Megawanti mengungkapkan bahwa aspek pangan merupakan hak asasi individu dan merupakan elemen krusial dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul.
“Untuk membentuk sumber daya yang berkualitas tentunya diperlukan pangan yang Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman dengan komposisi ideal,” ujarnya.
Menurutnya, pemenuhan gizi yang tepat memainkan peran penting dalam membangun generasi berkualitas. Ini tecermin dalam keragaman jenis pangan serta keseimbangan gizi dalam pola konsumsi sehari-hari.
“Untuk mewujudkan lahirnya generasi emas setidaknya didukung dari sektor pendidikan dan sektor kesehatan. Salah satu kekuatan utama dalam sektor kesehatan adalah status gizi,” tambahnya.
Dalam upayanya meningkatkan pola konsumsi yang lebih baik, Megawanti mendorong pendekatan edukatif dan sosialisasi, terutama di kalangan anak-anak dan masyarakat umum.
“Edukasi dan promosi B2SA, salah satunya melalui kegiatan B2SA Goes to School. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman anak-anak sekolah tingkat dasar tentang pentingnya makan B2SA sejak dini,” terangnya.
Lebih jauh lagi, program ini juga bertujuan meningkatkan pemahaman para pendidik dan masyarakat umum, khususnya di tingkat sekolah dasar, mengenai prinsip-prinsip pola konsumsi pangan B2SA, yang mewakili aspek makan dengan kenikmatan, kesehatan, dan kualitas.
Megawanti menjelaskan dengan fokus pada kualitas pola konsumsi pangan, masalah stunting juga dapat diatasi. Hal ini akan memastikan anak-anak tumbuh sehat, aktif, dan produktif. Ia juga menyoroti tren makanan cepat saji yang makin umum dan dampaknya pada kesehatan anak-anak.
“Kita diperhadapkan fakta bahwa makanan cepat saji menjadi gaya hidup masyarakat. Para orang tua karena kesibukan tertentu, sering menyediakan makanan cepat saji kepada anak-anak, yang akhirnya mereka menjadi ketergantungan,” tuturnya.
Namun, Megawanti juga menekankan bahwa kenyamanan dan harga murah dari makanan cepat saji belum tentu mengimbangi kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh.
Ia pun mengajak para pendidik dan guru untuk membantu mengarahkan orang tua dan siswa agar memahami pentingnya asupan gizi yang memadai sebagai landasan bagi generasi emas Papua Barat. (LP9/Red)