Manokwari,LinkPapuaBarat.com – Bukit Doa Manokwari, menjadi awal pembuatan film dokumenter “Tanah Air Ku”. Film ini digagas atas kerja sama antara Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan sejumlah perusahaan, salah satunya PT. Saniharto Enggalhardjo.
Presiden Direktur PT. Saniharto Enggalhardjo, Harsono Enggalhardjo mengatakan pembuatan film ini bertujuan memajukan dunia pariwisata Indonesia, dengan mengangkat beragam potensi dari kawasan Timur.
“Kami mendorong pasar dunia, dengan potensi pariwisata dan juga hasil karya anak negeri,” terangnya dalam rilis tertulis, Senin (26/10/2020).
Hasil karya anak negeri yang dimaksud adalah sebuah Piano SR 1928, yang juga disertakan dalam film itu. Pengambilan gambar film itu diiringi irama piano dari tangan pianis Ananda Sukarlan.
Hal ini juga sekaligus mendorong gerakan cinta produk Indonesia dan gerakan ekonomi nasional dengan mengangkat wilayah Indonesia timur serta piano hasil buatan negeri sendiri.
Nama Piano SR 1928 diambil dari pembuat piano, yakni Sjuman dan Renanda, sedangkan angka 1928 diambil dari peringatan hari Sumpah Pemuda.
“Ini piano terbesar di dunia, dengan panjang 2,75 meter dan berat 1 ton. Piano ino unik karena bisa dimainkan langsung atau bisa dikontrol dengan perangkat tablet (iPad),” kata Harsono.
Piano itu juga diakui dengan mendapat rekor Muri dengan tajuk “World Record On The Record The First Concret Grand Piano Made In Indonesia”. (LPB7/red)