MANSEL, Linkpapua.com – Manajemen Rumah Sakit Umum Pratama Elia Waran Manokwari Selatan membuka satu lagi jenis layanan yakni rawat jalan. Kebijakan baru ini diambil untuk memberi kemudahan kepada masyarakat.
Direktur RS Pratama Elia Waran, Iwan Butar Butar, mengungkapkan, kebijakan tersebut ia usulkan setelah melihat kondisi masyarakat. Faktor jarak membuat masyarakat sulit jika layanan rawat jalan tak dibuka.
“Lokasi kita ini kan belum begitu ramai, dan jarak yang ditempuh oleh masyarakat untuk menuju ke sini lumayan jauh. Kalau misalnya hanya karena rujukan tidak ada lalu kita harus suruh mereka untuk kembali kan kasian juga. Kalau dari Oransbari ya mungkin masih dekat, itupun sebenarnya sudah cukup jauh. Coba kalau dari Momi terutama dari Isim, gak mungkin kan kita suruh balik ambil surat rujukan ke puskesmas,” jelas Iwan Butar Butar, Kamis (10/3/2022).
Menurut Iwan, atas pertimbangan ini, ia mengajukan agar tetap dibuka layanan rawat jalan. Dengan demikian, pelayanan yang sedang berjalan di RS Pratama Elia Waran bertambah menjadi 5 jenis. Yakni pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan dukungan persalinan, perawatan pasien Covid-19, dan program vaksinasi.
Selain itu Rumah Sakit Elia Waran juga membuka pelayanan konsultasi dengan dokter spesialis bedah, serta spesialis anak dan kebidanan.
Untuk meminimalkan risiko, Iwan mengaku telah menyusun skenario dengan membagi dua petugas. Yaitu petugas poli dan petugas penanganan Covid-19.
“Untuk pasien Covid-19, kita siapkan jalur masuk khusus dan sementara menggunakan ruangan rawat inap. Sedangkan untuk pasien rawat inap umum kita tempatkan sementara di IGD,” katanya lagi.
Iwan juga berharap, pasien atau keluarga pasien yang hendak berobat ke rumah sakit agar memperhatikan dokumen administrasi. Sebisa mungkin untuk membawa surat rujukan puskesmas meskipun ada kebijakan untuk pelayanan rawat jalan.
“Kita harap demikian, cuma kenapa ada kebijakan ini karena pada intinya kita tidak ingin menyusahkan pasien. Jangan sampai kita kaku terkait surat rujukan kemudian mereka tidak bawa rujukan bukan karena kelalaian mereka. Misalnya seperti di Ransiki yang saat ini sementara tutup, kan tidak mungkin kita tuntut rujukan dari pasien, tapi yang bisa bawa rujukan kita harap mereka juga memperhatikan itu,” pintanya. (LP2/Red)