MANOKWARI, Linkpapua.com – Alberth Stevanus Bame adalah salah seorang pilot asli Papua Barat yang berhasil menyelesaikan studi di Texas, Amerika Serikat. Kini, Alberth tengah berjuang melanjutkan studinya ke jenjang S2, untuk mengambil spesialis perancang pesawat.
Bagaimana kisahnya?
Alberth lahir di Tambrauw. Lulus SMA tahun 2017, ia melanjutkan pendidikan S1 pilot di AS. Ia mendapatkan beasiswa dari pemerintah Papua Barat.
Perjuangan Alberth kuliah di Amerika tidak mudah. Ia sempat menganggur setahun untuk menabung. Tahun 2018 ia menghadap gubernur dan menyampaikan keinginan kuliah pilot di AS.
“Gubernur menyetujui dan memberi dukungan. Akhirnya saya mengikuti seleksi. Dari 70 peserta, dua orang dinyatakan lolos,” tutur Alberth.
Dua orang yang lolos yakni Alberth Stevanus Bame dan satu lagi Aris Saiba.
Setelah lulus, mereka berangkat mengikuti training bahasa Inggris selama tiga bulan di Texas.
“Setelah itu kami mulai kuliah di tahun yang sama. Saya lulus sarjana pada Maret 2020,” sambung dia.
Setelah lulus S1 Alberth menjadi mengajar di Delta Qualiflight Aviation salah satu universitas di Texas. Selain mencari pengalaman, ia juga butuh biaya cukup besar untuk melanjutkan studi S2. Alberth berencana mengambil jurusan perancang pesawat.
Suka duka di Amerika menurut Alberth begitu banyak.
“Banyak sekali suka dukanya. Jauh dari orang tua keluarga dan kadang pembiayaan juga sedikit terlambat. Di samping kuliah saya juga bekerja sebagai pengantar makanan (delivery food). Saya digaji per jam agar bisa mendapat uang untuk membeli makan dan minum di sana sambil menunggu pemerintah mengirim biaya,” tuturnya.
Menjadi order delivery Alberth dibayar 7 dolar per jam. Kalau dirupiahkan sama dengan Rp80 ribu. Alberth bekerja lima jam setiap hari. Dari pukul 04.00 sampai pukul 22.00.
Alberth mengakui, sebelum berangkat ke AS ia sempat ragu. Karena baru pertama kali pemerintah Papua Barat mengirim anak- anak untuk sekolah ke amerika.
Pada bulan Juli 2019, gubernur dan rombongan tiba di Amerika untuk bertemu Alberth dan Aris di California. Mereka hendak melihat bagaimana progres di sana.
Dari situ Alberth merasa pemerintah Papua Barat sangat luar biasa bisa mengambil sebuah kebijakan dan terobosan baru untuk membuka ruang kerja sama dengan beberapa university di Amerika dan menyekolahkan anak-anak papua barat.
“Sejauh ini untuk pembiayaan pemerintah sangat luar biasa. Mulai dari awal kuliah sampai selesai pada Maret 2020 kami mendapatkan bantuan dari pemerintah Papua Barat,” ujarnya.
Salah satu kerinduan terbesar Alberth adalah kembali mengabdi di Papua Barat. Alberth berkata, selain pilot masih ada spesifikasi lain yang bisa diambil kemudian bawa pulang dan dikembangkan di Papua Barat.
Alberth berpikir SDM untuk pilot di Papua sudajh cukup banyak. Sekarang spesifikasi dari pilot yang harus ia kejar. Yakni menjadi perancang pesawat.
Karena itu Alberth kembali ke Papua barat guna meminta dukungan pemerintah untuk melanjutkan study S2 di Areonautical University di Florida untuk menjadi perancang pesawat .
“Setelah berdiskusi dengan pemerintah provinsi saya sudah mendapat persetujuan, support dan siap membiayai kami untuk kembali melanjutkan studi pada pertengahan tahun ini. Semoga saja harapan kami menjadi perancang pesawat bisa terwujud. Demi Papua Barat,” katanya. (Agnes Miosido)





