MANOKWARI, linkpapua.com- Partai NasDem resmi mengajukan surat keberatan catatan kejadian khusus terkait dugaan penggelembungan suara di Distrik Fakfak dan Fakfak Tengah, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Partai NasDem menyebut, penggelembungan suara pada parpol lain membuatnya kehilangan satu kursi.
Saksi Partai NasDem PPD Fakfak Tengah Eddi Renjaan telah mengajukan catatan kejadian khusus ini ke Bawaslu Papua Barat untuk dapat diselesaikan di pleno rekapitulasi tingkat provinsi di Manokwari.
Renjaan dalam keterangannya kepada media ini mengaku, berdasarkan hasil pencermatan dan penelitian yang telah dilakukan khususnya terkait dengan hasil rekapitulasi suara di Fakfak Tengah ditemukan ada terjadi kekacauan yang luar biasa berkaitan dengan selisih pergeseran maupun penggelembungan suara di setiap partai politik tanpa terkecuali termasuk NaDem.
“Di situ kalau partai lain seperti kami mungkin pergeserannya relatif kecil sehingga masih bisa masuk dalam ambang batas toleransi. Tapi ada partai yang penggelembungannya sangat-sangat bombastis sekali, sangat luar biasa sekali,” bebernya melalui telepon selulernya, Kamis (7/3/2024).
Renjaan lalu mencontohkan bagaimana perolehan suara Partai Amanat Nasional (PAN).
“PAN berdasarkan hasil rekapitulasi dari C1 hasil itu, nilainya itu hanya 485. Itu data valid dari C1 pada 41 TPS di Distrik Fakfak Tengah. Totalnya suara PAN di 41 TPS itu 485 suara,” ungkapnya.
Tetapi kemudian pada saat rekapitulasi di tingkat distrik, total suara PAN melonjak menjadi 1.085 suara.
“Artinya apa? Ada penambahan sebesar 600 suara di PAN. Dan hal itu kalau kita lacak lebih jauh sebenarnya ada terjadi pengurangan-pengurangan suara di pantai-partai lain secara signifikan,” bebernya.
Salah satunya adalah Partai Bulan Bintang (PBB), di mana suaranya mengalami penuruna drastis.
“Jadi, kami menduga kuat bahwa ini ada satu grand desain dari PPD untuk menggelembungkan suara partai-partai tertentu karena ada maksud-maksud tertentu pula,” duganya.
Sebenarnya, kata Renjaan, pihaknya tidak bermaksud menganggap bahwa partai yang bersangkutan mungkin bekerja sama. Tetapi dalam hal ini, pihaknya melihat tidak profesionalnya penyelenggara di tingkat PPD yang melakukan tindakan yang tidak benar.
“Artinya dia menggeser, mengurangi suara di partai-partai lain untuk menambahkan suara itu ke partai tertentu. Contohnya PAN yang tadinya hanya 485 suara tetapi kemudian dinaikkan menjadi 1085 yang artinya ada penambahan 600 suara untuk partai ini,” bebernya lagi.
“Ini tujuannya apa? Saya juga kurang tahu. Hal itu kemudian menyebabkan yang bersangkutan yang sebenarnya kalau perhitungan kita dia tidak dapat kursi jadinya sekarang dia dapat kursi. Jadi ini ada semacam desain-desain tertentu yang memang kita curigai kuat bahwa ini sudah menjurus kepada satu transaksi politik yang mencoba berusaha untuk memenangkan orang tertentu yang mungkin saja ada iming-iming dengan jual beli suara dan sebagainya,” sorotnya.
Renjaan mengaku, dirinya tidak bermaksud menuduh tapi ini kenyataan berdasarkan data. Dugaan bahwa ada terjadi penggelembungan suara partai politik tertentu, salah satunya adalah PAN yang dalam hal ini meningkat tajam.
Ia juga menyebut partai lainnya yaitu PDI Perjuangan yang juga mengalami peningkatan.
“PDIP itu suara aslinya sesuai dengan C1 itu adalah sebesar 1.714 suara tetapi kemudian dihasilnya itu bertambah kurang lebih hampir 70 suara lebih, menjadi sekitar 1769 suara,” sebutnya.
Disinggung soal potensi NasDem merebut kursi jika dalam posisi suara normal, Renjaan memastikan peluang itu ada.
“Kalau seandainya suara PDIP dikembalikan ke asal, kemudian PAN dikembalikan ke asal juga maka Partai NasDem berpeluang menduduki posisi ke 6. Kalau seandainya suara ini dikembalikan sesuai dengan data hasil C1,” pungkasnya. (*/red)