BINTUNI, Linkpapua.com – Yomima Tubes terpilih menjadi Ikatan Perempuan Arfak (IPA) Teluk Bintuni dalam pemilihan yang digelar di Gedung Woman & Child Center, Distrik Bintuni, Selasa (27/4/21). Pemilihan diikuti oleh lima kandidat yang merupakan representasi suku-suku di Bintuni.
Suku Sougb dan Moskona adalah dua suku asli di Teluk Bintuni dan menjadi bagian dari keluarga besar Suku Arfak di Papua Barat. Selain Sougb dan Moskona, sub suku besar yang mendiami Tanah Sisar Matiti ini adalah Irarutu, Sebyar, Wamesa, Kuri dan Sumuri.
Lima kandidat yang menjadi representasi suku suku itu di antaranya Marlince Ibori, Yustina Ogoney, Yomima Tubes, Welmince Iba dan Dorus Orocomna. Para kontestan memperebutkan 44 suara.
Adapun hasil pemilihan menempatkan Yomima dengan raihan suara terbanyak yakni 16 suara. Disusul Marlince Ibori dengan 14 suara.
Yustina Ogoney hanya meraup 1 suara),
serta Welmince Iba 8 suara dan Sepina Dowansiba 5 suara.
Hasil pemilihan ini, perwakilan perempuan dari suku Sougb dan Moskona sepakat menjadikan Yomima Tubes (Asmorom) sebagai ketua organisasi.
“Dari hasil ini, kita sepakati yang mendapatkan suara terbanyak otomatis terpilih menjadi ketua ya,” ucap mereka.
Dengan kesepakatan itu, maka Marlince Ibori duduk sebagai Wakil Ketua, Welmince Iba sebagai Bendahara dan Doris Orocomna sebagai sekretaris. Sementara jabatan pelindung dan penasihat, diisi Kepala Dinas DP3AKB Bintuni, istri Ketua LMA Sougb dan istri Ketua LMA Moskona.
Para pengurus IPA di Teluk Bintuni ini, memiliki latar belakang profesi yang beragam, mulai PNS, pengurus PKK, mahasiswa, guru PNS, guru kontrak, perawat, wiraswasta dan ibu rumah tangga (IRT)
Terbentuknya struktur kepengurusan ini, para pengurus terpilih menindaklanjuti dengan melengkapi formasi struktur organisasi berupa seksi-seksi.
Yomima Tubes mengaku tidak menyangka bisa terpilih memimpin organisasi ini. Namun ia berharap ke depan ia bisa memajukan perempuan perempuan Arfak di Teluk Bintuni agar lebih berpendidikan, maju dan berwawasan luas seperti perempuan lainnya.
“Kami perempuan Papua itu sampai saat ini masih terikat dengan budaya, tetapi kami juga mau untuk tampil harus maju sama dengan saudara saudara kita yang lain,” pungkas Yomima. (LP5/red)




