MANOKWARI, LinkPapua.com – Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Manokwari mewisuda 75 sarjana dari berbagai program studi, Rabu (30/11/2022). Enam wisudawan meraih predikat cumlaude.
Mereka yang meraih cumlaude, yakni Lutfi Khoirunnisa dengan nilai 3,94, Dewi Sartika (3,92), Yusuf Pitman Pataimusi (3,84), Mardhatila Alfa Hidayati (3,79), Albertina Izaak (3,59), dan Paulina Maidodga sebagai mahasiswa inspiratif.
Ketua Sekolah STKIP Muhammadiyah Manokwari, Hawa Hasan, mengatakan STKIP yang didirikan sejak 2007 oleh perkumpulan Organisasi Muhammadiyah Manokwari kini telah membentuk lima program studi (prodi) terakreditasi. Kelimanya adalah Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Bahasa Inggris, Biologi, Bahasa Indonesia, dan Matematika.
“Seluruh civitas academica menyampaikan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati. Para wisudawan dan wisudawati ini mereka semua siap dipakai untuk mengabdi di lembah, pegunungan, dan pantai. Maka memang cocoklah dengan pepatah guru pahlawan tanpa tanda jasa,” kata Hawa.
Ia menyampaikan, untuk meningkatkan kualitas guru, STKIP Muhammadiyah Manokwari bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari dan Manokwari Selatan demi memberi kesempatan guru yang belum memiliki kualifikasi sarjana.
“Kita juga senantiasa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di mana sejak 2017 memberi kesempatan kepada empat dosen untuk studi lanjut ke jenjang doktoral,” jelasnya.
Hawa menyebut, saat ini STKIP Muhammadiyah Manokwari memiliki 18 dosen yang bersertifikasi.
Dapat 197 Beasiswa
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV, Suriel S. Mofu, mengatakan ada puluhan beasiswa yang di bawah dari kementerian di Jakarta. STKIP Muhammadiyah Manokwari sendiri telah menerima 197 beasiswa.
“Saya berharap kalau di daerah ada uang, mari kita bantu anak-anak Papua untuk melanjutkan kuliah,” ujar Suriel.
Sejauh ini, kata dia, sudah 197 beasiswa diberikan kepada STKIP Muhammadiyah Manokwari dari kementerian melalui LLDIKTI. Beasiswa itu meliputi sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) sejak semester satu hingga selesai dan juga biaya hidup selama semester satu hingga selesai.
Di sisi lain, berdasarkan data yang dimiliki, terdapat 92 persen mahasiswa Papua yang kuliah di perguruan tinggi swasta rata-rata penghasilan orang tuanya Rp2 juta.
“Dari 92 persen itu 54 persen mahasiswa orang tuanya tidak berpenghasilan,” kata Mofu yang juga mantan Rektor Universitas Papua.
“Oleh sebab itu, saya bekerja keras di kementerian untuk berjuang bagi anak anak kita Papua, tetapi saya tidak sanggup. Kita butuh dukungan pemerintah daerah,” ucapnya. (LP2/Red)