MANOKWARI, LinkPapua.com – Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari bersiap melakukan transformasi besar dengan beralih status menjadi Institut Hukum dan Pembangunan. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memperluas cakupan akademik dan menghadirkan program studi strategis yang dibutuhkan dunia kerja di Papua.
Ketua STIH Manokwari, Filep Mawafma, mengungkapkan institusi ini telah berkiprah selama 50 tahun dan tidak ingin stagnan hanya dengan satu program studi, yaitu hukum. Oleh karena itu, pihaknya berencana menambah beberapa program studi baru yang relevan dengan kebutuhan pembangunan di Papua.
“STIH Manokwari sudah berusia 50 tahun tentunya kita tidak hanya begini saja dengan satu prodi, yaitu hukum. Ke depan kami akan menambah beberapa program studi yang strategis di Papua,” ujarnya dalam forum group discussion (FGD) yang berlangsung, Sabtu (22/3/2025).
FGD ini terlaksana berkat kerja sama STIH Manokwari dengan tim akademisi dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Para akademisi tersebut, yang dipimpin Prof Djoko Budiyanto sebagai ketua tim, turut memberikan masukan dalam perancangan pengembangan STIH Manokwari menjadi institut.
Filep menegaskan STIH Manokwari tidak ingin bersaing dengan perguruan tinggi lain yang sudah ada, tetapi lebih memilih untuk membangun konsep baru yang unik dan berbeda.
“Kita tidak mau masuk di ranah yang sudah diciptakan oleh perguruan tinggi lainnya. Tapi, kita mau mencoba membangun sesuatu dengan ide konsep yang baru. STIH Manokwari hadir dengan program studi yang tidak ada di perguruan tinggi lain,” katanya.
Dia juga menekankan STIH Manokwari tetap akan mempertahankan hukum sebagai basis utama institusi ini. Oleh karena itu, pilihan untuk menjadi institut lebih relevan dibandingkan berubah menjadi universitas.
“Hukum ini primadona dan hukum juga menjadi dasar kita di STIH Manokwari. Maka, dengan pengembangan STIH ke depan tetap dengan hukum dan ditambah prodi yang strategis yang belum ada di perguruan tinggi lainnya,” terangnya.
Adapun fakultas baru yang direncanakan dalam transformasi ini meliputi Fakultas Ilmu Manajemen Teknologi, Fakultas Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Komunikasi, serta Fakultas Hukum yang diperkuat dengan program S2 Magister Hukum.
Filep berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, dalam mewujudkan pengembangan ini. Dia optimistis transformasi ini akan memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan di Papua, khususnya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan SMA dan Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Papua Barat, Timotius Kambu, menyatakan dukungannya terhadap rencana ini. Dia menegaskan pemerintah daerah siap berkontribusi dalam mendukung pengembangan STIH Manokwari.
“Apa pun yang menjadi catatan dalam FGD ini akan kami bawa dan kami bahas dalam kapasitas pemerintah daerah dalam men-support pengembangan STIH Manokwari,” tuturnya.
Timotius juga menekankan pentingnya keberadaan institusi pendidikan tinggi yang berkualitas di Papua agar masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke luar daerah.
“Tentunya semakin ke depan kita tidak ingin menyekolahkan anak keluar daerah jauh-jauh dengan anggaran yang besar. Jika kita bisa mengembangkan perguruan tinggi yang ada di Papua ini, maka sudah bisa menjawab kebutuhan pendidikan di tanah Papua,” ucapnya. (LP14/red)





