MANOKWARI, Linkpapua.com – Ribuan warga Muhammadiyah melaksanakan salat Iduladha 1443 Hijriah/2022 Masehi di Provinsi Papua Barat, Sabtu (9/7/2022). Salah satunya di halaman kampus STKIP, Arfai, Kabupaten Manokwari.
Warga yang antusias telah memadati lokasi sejak pukul 05.30 Wita. Pelaksanaan salat pun berlangsung khidmat dipimpin imam Wardi Nabi, sosok pemuda 25 tahun orang asli Papua (OAP) asal Kampung Tami Distrik Kamundan, Kabupaten Teluk Bintuni.
Ia merupakan pengajar tahfiz Qur’an di Pondok Pesantren Hidayatullah Manokwari. Selain itu, juga pengajar di Yayasan Baitul Jamal Papua.
Wardi adalah alumni Pondok Pesantren Baitul Arqom Kolaka, Sulawesi Tenggara. Selama tiga tahun ia menempuh pendidikan di pondok tersebut, ia kemudian mengambil hafalan Al-Qur’an di salah satu pondok pesantren di Purbalingga Jawa Tengah selama tiga tahun.
“Beberapa kali saya diminta untuk imam salat Idulfitri maupun salat Iduladha, baik di Kota Manokwari, Papua Barat, maupun di beberapa daerah, seperti Biak” kata Wardi yang juga imam tetap di Masjid Al- Ihsan Arfai Lokbon, Manokwari.
Sementara, bertindak sebagai khatib Jamil Manilet. Dalam khotbahnya ia menyampaikan tiga hal yang dapat dipetik dalam kehidupan sehari-hari melalui momentum Iduladha.
Pertama, umat Islam yang sudah bertobat, tetapi tetap mendapatkan cobaan dan rintangan yang datang silih berganti. “Cobaan dan rintangan bahkan datang dari orang tua kita sendiri, namun kita hadapi dengan santun sebagaimana kisah Nabi Ibrahim as yang diperintahkan Allah Swt. menyembelih anaknya Nabi Ismail as lalu kemudian diganti dengan hewan kurban,” ucapnya.
Kedua, umat Islam harus mengembangkan akal dan pikiran yang bisa mematahkan logika orang-orang fasik. “Orang yang bisa menghancurkan Islam dengan menggunakan logika-logikanya. Maka demikian, semua itu bisa dibantahkan dengan akal dan keimanan,” katanya.
Ketiga, bagaimana menunjukan cinta yang sejati, cinta yang dalam artian menguasai. “Cinta yang tertinggi adalah dengan berupaya berbagi apa yang kita miliki dan apa yang kita cintai, itulah disebut dengan puncak dari cinta” ucapnya.
Pengurus Muhammadiyah Papua Barat, Sirajudin, menambahkan bahwa esensi Iduladha yaitu melaksanakan kewajiban sebagai umat Islam.
“Hari ini Muhammadiyah melaksanakan sesuai dengan hasil keputusan majelis tinggi Muhammadiyah, bagi saudara-saudara yang melaksanakan menyusul itu merupakan bagian dari kewajiban yang harus ditunaikan, karena perbedaan waktu bukan sesuatu masalah,” ucapnya.
Ketua Muhammadiyah Manokwari, Imam Muslih, mengatakan selain pelaksanaan salat id, warga Muhammadiyah juga melakukan pemotongan hewan kurban. Terdapat lima ekor sapi. “Tapi, pemotongan dilakukan tidak di satu tempat, ini untuk memudahkan distribusi,” kata Imam Muslih. (LP2/Red)