MANOKWARI, Linkpapua.com- Rektor Universitas Papua (Unipa) Manokwari Mecky Sagrim menyampaikan permintaan maafnya atas surat yang dilayangkan dan menyebutkan mahasiswa asal Wamena dalam aksi 21 Juli di Kampus Unipa yang berujung pada kericuhan.
Permintaan maaf disampaikan juga untuk menanggapi adanya reaksi dari sejumlah mahasiswa asal Jayawijaya yang memprotes surat tersebut.
“Saya mengucapkan permohonan maaf atas surat rektor tanggal 21 Juli lalu yang menyebut nama suku tertentu sehingga menjadi sorotan di media,”ungkap Mecky didampingi oleh sejumlah wakil rektor dan dekan saat temui sejumlah awak media, Jumat (6/8/2021).
Dikatakannya, surat tersebut dibuat untuk merespons aksi massa yang diduga melakukan pengerusakan dan penganiayaan salah satu pegawai Unipa dalam protes penerimaan mahasiswa baru Unipa.
“Karena ada aksi pengrusakan sehingga pegawai melaporkan ke saya selanjutnya saya hubungi kepolisian tetapi dari kepolisian meminta harus ada surat terlebih dahulu. Dalam kondisi terdesak dan dugaan sementara itu akhirnya saya membuat surat untuk mengijinkan kepolisian masuk ke wilayah kampus dan dalam surat tersebut menyebut mahasiswa asal Wamena,”jelasnya.
Rektor Mecky sendiri sudah membuat surat pernyataan maaf yang ditujukan kepada kepala suku besar wilayah Lapagoo, Meepago, keluarga besar mahasiswa ikatan mahasiswa Jayawijaya, keluarga besar masyarakat Wamena dan Pemda Jayawijaya atas surat rektor Unipa 21 Juli tersebut. Surat tersebut juga disampaikan ke Kementrian Pendidikan dan Ristek Dikti Republik Indonesia.
“Klarifikasi dan permohonan maaf ini dimaksudkan sebagai bentuk klarifikasi bahwa tidak ada maksud untuk mendeskriditkan suku atau kelompok sosial masyarakat Wamena. Dengan ini saya juga mengajak seluruh Orang Asli Papua untuk menjaga dan merawat Unipa sebagai ibu dari peradaban kita. Unipa menyiapkan sumber daya melalui prosedur untuk menyiapkan generasi emas Papua,”tutupnya.(LP3/Red)