Raja Ampat – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati dan Orideko Iriano Burdam (AFU-ORI), dipastikan melawan kotak kosong. Hal ini terlihat dari regulasi terkait independen, hingga syarat pencalonan usungan parpol minimal empat kursi DPRD.
Calon petahana Abdul Faris Umlati, mengungkap melawan kotak kosong juga merupakan bagian dari pesta demokrasi. Menurutnya, kerja keras mendapat rekomendasi parpol bertujuan mencegah konflik di tengah masyarakat.
“Kami berusaha keras mendapat kepercayaan dan rekomendasi partai. Tujuannya satu, mencegah konflik,” ujarnya, Rabu (2/9/2020), saat penjemputan di Raja Ampat.
Masyarakat Raja Ampat sejak awal berkomitmen, berpegang pada kebersamaan, menjunjung tinggi asas kekeluargaan dan budaya yang ditanamkan para leluhur.
“Saya sebagai calon bupati harus memberi pelajaran baik dan positif kepada seluruh masyarakat Raja Ampat. Jangan ada sekat atau kelompok-kelompok yang mengklaim siapa pantas dan tidak,” tegasnya.
Sebagai orang berbudaya dan menjunjung tinggi tradisi yang ada, AFU mengajak seluruh masyarakat bersama-sama menghargai pesta demokrasi ini.
Pasangan calon yang hadir saat ini, menurut AFU ini adalah representatif. Ukurannya secara perwakilan di DPRD 80-90 persen sudah dimiliki.
Ia kembali mengingatkan kehadiran AFU-ORI bukan untuk melawan politik, agama dan melawan kelompok tertentu. Sebaliknya, kehadiran pasangan ini sebagai tanggung jawab untuk mewujudkan cita-cita yang belum tercapai.
Dia tak menampik banyak kekurangan dalam masa kepemimpinan satu periode dan berharap dukungan serta partisipasi masyarakat untuk menyelesaikan visi dan misinya.
“Jangan ada opini-opini yang merusak dan memecah masyarakat, hanya demi kepentingan kelompok. Mari sama-sama membangun Raja Ampat,” ajaknya. (LPB4/Red)