MANOKWARI, linkpapua.com- Sejumlah pendeta dari denominasi gereja di Manokwarimenggelar doa bersama untuk Pemilu damai di Kantor Persekutuan Gereja-gereja Papua (PGGP), Minggu (11/2/2024). Para pendeta menyampaikan harapan agar Pemilu berjalan aman dan melahirkan pemimpin yang bisa mengayomi rakyat.
Doa bersama dihadiri Ketua KPU Papua Barat, Ketua Bawaslu Papua Barat dan Kasdam Kasuari. Hadir pula perwakilan Polda PB serta Pemerintah Provinsi Papua Barat.
Pendeta Sherly Parinussa, mengatakan, politik itu bukan kotor. Politik itu suci. Dan gereja bertanggung jawab menghadirkan politik yang bersih.
“Karena kita percaya Tuhan memberikan kita kuasa. Kuasa untuk melayani, mengabdi, kuasa untuk membawa seperti saudara-saudara Muslim bilang kemaslahatan untuk banyak orang, jadi Politik itu tidak kotor, biarkan pemahaman ini menjadi pemahaman kita,” kata Pendeta Sherly.
Dia menyebut bahwa politik itu kotor atau bersih tergantung orang yang membawa.
“Mereka ini merupakan keterwakilan dari DPRD kabupaten, DPRD provinsi dan DPR RI. Saya menyadari bahwa kursinya terbatas tetapi calegnya banyak. Artinya animo dari masyarakat agar turut terlibat dalam pembagunan di bidang politik,” ucapnya.
Ketua KPU Papua Barat Paskalis Semunya berharap para hamba-hamba Tuhan untuk turut mendoakan penyelenggara agar dapat mengkonversi suara dari bawah (rakyat) jadi kursi.
“Tahun politik yang sangat berat, tapi hari ini suka dan tidak suka Tuhan sudah pilih kami duduk, kami butuh doa penuh, karena sesungguhnya tugas kami hanya sebagai seorang Yohanes Pembaptis yang bertugas menyiapkan siapa yang terpilih itu sudah yang ditentukan Tuhan,” kata Paskalis.
Elias Idji, Ketua Bawaslu Papua Barat mengaku secara refleksi semua penyelenggara pada tahun 2019 nampaknya dinamika hampir sama berjalan sendiri.
“Tetapi sore ini nampaknya kami dikuatkan dan kami mengimani dan meyakini bahwa semua pihak telah mendoakan sehingga proses yang kita mulai selam 20 bulan kurang tiga hari lagi (14 Februari) kita akan menjadikan pemilu yang tida hanya sukses tetapi berkualitas,” ucapnya
Elias menambahkan, sebagai penyelenggara, ia bekerja untuk semua. Bukan hanya untuk para caleg yang beragama Kristen atau asli Papua.
“Kami yakini kami akan bekerja maksimal berkat doa bapak ibu, satu suara di TPS sampai di akhir itu satu suara yang sama,” jelasnya.
Selanjutnya deklarasi Pemilu damai disampaikan Pendeta Charles Tethol Mansnandifo. Ia menegaskan, bahwa pimpinan gereja-gereja di Papua Barat bersama pemerintah dan Forkopimda menyatakan deklarasi sebagai berikut
1. Meminta seluruh elemen masyarakat di Papua Barat untuk mendukung pelaksanaan pesta rakyat, Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif pada tanggal 14 Februari 2024 sebagai sarana demokrasi yang membawah kejujuran keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Kami menolak Black Champaign, Negative Champaign dan Manny Politik serta isu sara yang dapat menciderai nilai-nilai demokrasi
3. Menolak paham radikal yang menyusup ke semua lini masyarakat yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa
4. Kami siap berkomitmen dan menjaga kerukunan untuk menciptakan tanah Papua tanah damai yang aman dan kondusif demi kejayaan bangsa dan negara
Deklarasi itu dibacakan dan diikut oleh para Caleg dan Hamba-hamba Tuhan yang hadir di gedung aula PGGP Papua Barat. (LP2/red)