Manokwari- Ditengah penyebaran wabah virus corona atau COVID-19 di Indonesia, produksi pertanian terutama pangan lokal di Provinsi Papua Barat dinilai mengalami peningkatan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hoktikultura dan Perkebunan Papua Barat, Yacob Fonataba, Rabu (14/10) mengutarakan bahwa hingga saat belum ada daerah di provinsi ini yang melaporkan adanya kekurangan bahan makanan. Diharapkan hasil pertanian lokal mampu mencukupi kebutuhan pangan masyarakat.
“Justru, selama pandemi COVID-19 ini kita lihat spot-spot penjualan hasil pertanian bermunculan di mana-mana baik di Manokwari maupun daerah lain. Segala jenis produk pertanian ada di situ,” kata dia.
Ia mengaku belum memperoleh data pasti terkait jumlah peningkatan hasil pertanian di provinsi ini. Munculnya spot-spot penjualan baru dinilai sebagai indikator bahwa petani Papua Barat tetap produktif selama COVID-19 melanda.
“Di Manokwari kita pantau cukup banyak spot-spot penjualan baru di pinggir jalan. Ini menandakan bahwa produksi pertanian kita ada dan melimpah. Di pasar Wosi yang merupakan pasar sentral tradisional di Manokwari, saat ini masyarakat pun mulai berjualan di luar los yang disiapkan pemerintah,” katanya lagi.
“Data resmi statistik pun menunjukkan bahwa di Papua Barat belum terjadi kelangkaan bahan makanan. Kita bersyukur, dan terus berupaya agar hal itu tidak terjadi,” katanya lagi.
Fonataba pun bersyukur, saat pendemi COVID-19 yayasan Papua Muda Inspiratif mulai mengembangkan digital marketing dengan merangkul para petani dan pedagang lokal. Melalui sistem ini jual beli bahan pangan bisa lebih mudah dan aman.
“Menurut saya, hikmah dari pandemi ini membuat masyarakat semakin kreatif dalam berjual beli. Di sisi lain perdagangan konvensional hasil pertanian pun justru meningkat,” sebutnya.
Dia menjelaskan bahwa pada masa pendemi ini Pemprov Papua Barat sejak beberapa bulan lalu telah mendorong optimalisasi produksi pangan lokal. Melalui dana otonomi khusus dan sumber anggaran yang lain pihaknya memacu petani untuk memanfaatkan lahan-lahan kosong sebagai media bercocok tanam.
“Pandemi ini belum bisa diprediksi sampai kapan berakhir, maka saat itu bapak gubernur memerintahkan agar produksi pangan lokal digenjot. Sehingga ketika pasangan bahan pangan dari luar terganggu stok pangan kita tetap aman,” katanya lagi.
Fonataba berharap, petani lokal di provinsi ini terus bekerja. Segala tanaman pertanian bisa kembangkan untuk mewujudkan kemandirian pangan di Papua Barat. (LPB1/red)