MANOKWARI, Linkpapua.com- Menteri Investasi/BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Bahlil Lahadalia menyatakan, pertumbuhan ekonomi Papua Barat minus 1,7%. Kondisi itu mengakibatkan investasi di provinsi ke 33 di Indonesia ini sangat rendah.
Bahlil mengungkapkan kondisi perekonomian tersebut saat menjadi nara sumber pada kegiatan Dialog Ivenstasi dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu se Provinsi Papua Barat yang berlangsung di di salah satu hotel, Rabu (15/6/2022).
“Pertumbuhan ekonomi minus 1,7%. Investasi di Papua barat sangat rendah sekali. Dunia mengalami dua persoalan besar yaitu bagaimana mengendalikan pandemi covid-19 yang belum selesai. Kedua, adalah pemulihan ekonomi pascapandemi,” ujarnya.
Bahlil memaparkan, empat rumus pertumbuhan ekonomi, yakni konsumsi, investasi, spending atau belanja pemerintah dan ekspor-import . Adapun pertumbuhan ekonomi 5,1%, konsumsi 54%, investasi 31 % dam sisanya adalah goverment dan ekspor import yang tumbuh mencapai 45%.
Diketahui, Bahlil demikian sapaan akrab Bahlil Lahadalia melakukan lawatan ke Papua Barat menggelar dialog dengan melibatkan seluruh Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
“Kalau kita bahas konsumsi itu berbicara daya beli masyarakat, kepastian pendapatan. Kalau kita bicara pendapatan itu sama dengan lapangan pekerjaan dan lapangan pekerjaan tidak mungkin di siapkan pemerintah lewat PNS, karena itu hanya bisa didorong jalur swasta. Jalur investasi,” ucapnya.
Bagaimana daya beli masyarakat di Papua Barat bisa tumbuh, sebut Bahlil, jika penyerapan tenaga kerja di sector swasta hanya 4.000 lebih. “Bagaimana investasi ekonomi bisa tumbuh jika berharap pada APBD,” ujarnya.
Defisit atau terjadi konstraksi pertumbuhan ekonomi Papua Barat, terjadi karena kekurangan penciptaan lapangan pekerjaan yang diawali dengan kurang masuknya investasi.
“Investor dari luar akan sulit masuk jika masyarakat yang mempunyai hak ulayat tidak mendukung investasi untuk kesejahteraan Papua Barat,” ketus Bahlil.
Bahlil menambahkan, Kementerian Invetasi?BKPM telah mewajibkan setiap investasi yang masuk di daerah harus berkolaborasi dengan pegusaha lokal dan UMKM. Agar manfaat kehadiran investor bisa mengangkat martabat pengusaha lokal menjadi tuan di negeri sendiri.
Adapun peserta yang hadir dalam dialog tersebut terdiri atas bupati dan wali kota se provinsi Papua Barat, Kepala DPM PTSP kabupaten/kota, pimpinan BUMN, BUMD, instansi vertikal, elemen masyarakat (tokoh agama, adat, pemuda), perwakilan Tangguh LNG Bintuni, perwakilan Semen Conch, dan pelaku usaha lainnya. (LP8/Red)