27.3 C
Manokwari
Minggu, Desember 22, 2024
27.3 C
Manokwari
More

    Menteri Bahlil: Investasi di Papua Barat Sangat Rendah

    Published on

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Menteri Investasi/BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Bahlil Lahadalia menyatakan, pertumbuhan ekonomi Papua Barat minus 1,7%. Kondisi itu mengakibatkan investasi di provinsi ke 33 di Indonesia ini sangat rendah.

    Bahlil mengungkapkan kondisi perekonomian tersebut saat menjadi nara sumber pada kegiatan Dialog Ivenstasi dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu se Provinsi Papua Barat yang berlangsung di di salah satu hotel, Rabu (15/6/2022).

    “Pertumbuhan ekonomi minus 1,7%. Investasi di Papua barat sangat rendah sekali. Dunia mengalami dua persoalan besar yaitu bagaimana mengendalikan pandemi covid-19 yang belum selesai. Kedua, adalah pemulihan ekonomi pascapandemi,” ujarnya.

    Baca juga:  Polda Papua Barat Rilis Identitas Korban Penyerangan di Moskona, Ini Daftar Lengkapnya

    Bahlil memaparkan, empat rumus pertumbuhan ekonomi, yakni konsumsi, investasi, spending atau belanja pemerintah dan ekspor-import . Adapun pertumbuhan ekonomi 5,1%, konsumsi 54%, investasi 31 % dam sisanya adalah goverment dan ekspor import yang tumbuh mencapai 45%.

    Diketahui, Bahlil demikian sapaan akrab Bahlil Lahadalia melakukan lawatan ke Papua Barat menggelar dialog dengan melibatkan seluruh Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).

    “Kalau kita bahas konsumsi itu berbicara daya beli masyarakat, kepastian pendapatan. Kalau kita bicara pendapatan itu sama dengan lapangan pekerjaan dan lapangan pekerjaan tidak mungkin di siapkan pemerintah lewat PNS, karena itu hanya bisa didorong jalur swasta. Jalur investasi,” ucapnya.

    Baca juga:  Diusul 2 Pasal Tambahan, Anggaran Otsus Papua-Papua Barat Jadi Rp234 T

    Bagaimana daya beli masyarakat di Papua Barat bisa tumbuh, sebut Bahlil, jika penyerapan tenaga kerja di sector swasta hanya 4.000 lebih. “Bagaimana investasi ekonomi bisa tumbuh jika berharap pada APBD,” ujarnya.

    Defisit atau terjadi konstraksi pertumbuhan ekonomi Papua Barat, terjadi karena kekurangan penciptaan lapangan pekerjaan yang diawali dengan kurang masuknya investasi.

    “Investor dari luar akan sulit masuk jika masyarakat yang mempunyai hak ulayat tidak mendukung investasi untuk kesejahteraan Papua Barat,” ketus Bahlil.

    Baca juga:  Operasi Keselamatan Mansinam Polres Teluk Bintuni: Jaring Puluhan Kendaraan, Bagikan 100 Helm

    Bahlil menambahkan, Kementerian Invetasi?BKPM telah mewajibkan setiap investasi yang masuk di daerah harus berkolaborasi dengan pegusaha lokal dan UMKM. Agar manfaat kehadiran investor bisa mengangkat martabat pengusaha lokal menjadi tuan di negeri sendiri.

    Adapun peserta yang hadir dalam dialog tersebut terdiri atas bupati dan wali kota se provinsi Papua Barat, Kepala DPM PTSP kabupaten/kota, pimpinan BUMN, BUMD, instansi vertikal, elemen masyarakat (tokoh agama, adat, pemuda), perwakilan Tangguh LNG Bintuni, perwakilan Semen Conch, dan pelaku usaha lainnya. (LP8/Red)

    Latest articles

    Lan Litimi Resmi Pimpin FJPI Papua Barat

    0
    MANOKWARI, Linkpapua.com- Ketua Umum FJPI, Uni Lubis resmi mengukuhkan Lan Litimi sebagai Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Papua Barat periode 2024-2029. Pengukuhan dilakukan...

    More like this

    Lan Litimi Resmi Pimpin FJPI Papua Barat

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Ketua Umum FJPI, Uni Lubis resmi mengukuhkan Lan Litimi sebagai Ketua Forum...

    Polres Bintuni Tetapkan 5 Tersangka Kasus Pengeroyokan Sulfianto, 1 Orang Oknum Anggota Polisi

    TELUK BINTUNI,LinkPapua.com- Polres Teluk Bintuni menetapkan 5 tersangka kasus dugaan penganiayaan terhadap Direktur LSM...

    Aktivis dan DPRK Bintuni Desak Polisi Tangkap Pelaku Pengeroyokan Sulfianto

    TELUK BINTUNI,LinkPapua.com- Puluhan aktivis lingkungan dari LSM Panah Papua, bersama anggota DPRK Teluk Bintuni,...