MANOKWARI, LinkPapua.com – Ekspor Papua Barat mengalami penurunan signifikan sebesar 19,29 persen pada Mei 2023 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, April 2023.
Data itu diungkapkan Statistisi Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat, Lasmini, dalam konferensi pers, Senin (3/7/2023).
Dalam laporannya, Lasmini menyebutkan total nilai ekspor Papua Barat turun dari USD231,74 juta menjadi USD187,05 juta.
“Bahan bakar mineral (HS27) merupakan jenis barang dengan nilai ekspor terbesar di Papua Barat pada bulan Mei 2023, mencapai USD179,41 juta atau 95,92 persen dari total ekspor Papua Barat,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, Tiongkok menjadi negara tujuan ekspor terbesar Papua Barat, dengan nilai ekspor mencapai USD77,98 juta dan kontribusi 41,69 persen.
Sementara itu, Thailand berada di posisi kedua sebagai negara tujuan ekspor Papua Barat, dengan total nilai ekspor USD38,82 juta dan kontribusi 20,76 persen. Korea Selatan menempati posisi ketiga dengan ekspor USD36,45 juta dan kontribusi 19,49 persen.
“Selama bulan Mei 2023, ekspor Papua Barat dilakukan melalui 5 pelabuhan laut dan 3 pelabuhan udara,” paparnya.
Pelabuhan laut Bintuni menjadi pelabuhan dengan nilai ekspor terbesar di Papua Barat, mencapai USD179,41 juta atau 95,92 persen dari total nilai ekspor Papua Barat.
Pelabuhan udara Soekarno-Hatta menyusul di posisi kedua dengan ekspor USD5,63 juta (3,01 persen), diikuti pelabuhan laut Sorong dengan ekspor senilai USD0,79 juta (0,42 persen), pelabuhan laut Tanjung Perak dengan ekspor USD0,69 juta (0,37 persen).
Kemudian, pelabuhan laut Manokwari dengan ekspor USD0,26 juta (0,14 persen), pelabuhan udara DEO Sorong dengan ekspor USD0,21 juta (0,11 persen), pelabuhan laut Tanjung Priok dengan ekspor USD0,07 juta (0,04 persen), dan pelabuhan udara Ngurah Rai dengan ekspor USD0,00001 juta (0,00001 persen). (LP9/Red)