MANOKWARI, linkpapua.com – Puncak acara peresmian rumah adat Toraja dan rumah kaki seribu di Kabupaten Manokwari diwarnai prosesi adat lettoan. Lettoan adalah miniatur Tongkonan berbahan dasar bambu yang diisi babi yang masih hidup.
Lettoan dibuat sedemikian rupa agar dapat ditandu oleh 4-8 orang atau lebih dan diarak menuju ke rumah tempat hajatan diselenggarakan. Biasanya, sambil mengarak, orang-orang yang ditugaskan menandu acap kali mengguncang Lettoan keras-keras sambil berpekik menandakan kegembiraan.
Acara tersebut merupakan kebudayaan warga Toraja yang biasa diperagakan dalam acara-acara peresmian rumah adat serta gedung-gedung sakral lainnya. Termasuk peresmian gedung gereja.
Lettoan juga merupakan prosesi adat masyarakat Toraja pada saat acara mangrara banua yaitu syukuran. Syukuran tersebut untuk selesainya pembangunan rumah Adat Toraja di Manokwari.
Lettoan yaitu kontes mengarak babi dengan simbol-simbol budaya Toraja yang mewakili tiga dimensi kehidupan manusia.
Pada acara peresmian ini, Kepala Suku Arfak Dominggus Mandacan tidak ketinggalan. Salah satu di antara puluhan lettoan yang diarak oleh warga menuju lokasi peresmian adalah milik Dominggus.
Pemandu acara arak lettoan tersebut dipimpin oleh Pong Barumbun tokoh adat terkemuka yang didatangkan oleh panitia langsung dari Toraja. Arak-arakan lettoan tersebut berlangsung kurang lebih tiga jam. Di mana lettoan sendiri sudah mulai antre di lokasi peresmian sejak pukul 05.00 dini hari. (LP6/red)