Manokwari,Linkpapuabarat.com– Lahan perkebunan kopi Arabika Arfak di Kabupaten Pegunungan Arfak saat ini sudah mencapai 200 hektar yang tersebar di sejumlah distrik.
“Tahun ini akan ada penambahan seluas 100 hektar. Pembibitan sedang berlangsung penanaman bisa segera dilakukan,”kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, Yacob Fonataba Selasa (27/10)
Dia menyebutkan bahwa kopi Arabika Arfak di sudah dikirim hingga ke sejumlah negara di wilayah Eropa, seperti Jerman dan Belanda. Kendati demikian pengiriman ini masih dalam skala kecil, sangat sedikit.
Menurutnya kopi merupakan salah satu komoditas unggulan Papua Barat. Pengembangan kopi masuk dalam skema program pembangunan berkelanjutan di provinsi ini.
Selain kopi, pada program ekonomi hijau itu, kata dia, pemprov juga sedang mengembangkan komoditas lain seperti pala, kakao dan kepala dalam di beberapa daerah lainnya.
Menurutnya pengembangan kopi di Pegunungan Arfak dilakukan dengan sejumlah pertimbangan diantaranya kesiapan petani serta status wilayah sebagai kawasan lindung.
“Kita tidak bisa memaksakan pengembangan dalam sekala besar pada satu titik. Pegunungan Arfak merupakan kawasan penyangga jadi kita harus hati-hati,” ujarnya.
Pengembangan kopi di daerah ini dilakukan di beberapa titik yang tersebar di sejumlah distrik atau kecamatan. Biji kopi yang diperdagangkan saat ini merupakan hasil panen dari penanaman yang dilakukan beberapa tahun lalu.
“Kita juga saat ini sedang menyiapkan masyarakat atau petani. Tanaman kopi membutuhkan perawatan secara intensif, maka untuk menghasilkan kualitas kopi yang bagus mereka harus dibekali keterampilan dari perawatan tanaman, panen hingga pascapanen,” ucap Fonataba lagi.
Ia berharap, dalam waktu lima tahun kedepan ekspor kopi ke pasar global bisa lebih tinggi dari sekarang.
“Untuk persaingan pasar saya rasa tergantung kualitas. Kalau kita bisa mempertahankan itu kopi Arabika Arfak pasti siap bersaing,” demikian Yacob Fonataba.(LPB1/red)