MANOKWARI, Linkpapua.com – Tim Hibah Riset Desa Fakultas Peternakan Universitas Papua (Fapet-Unipa) mengadakan pelatihan pengolahan kotoran ternak menjadi sumber energi alternatif biogas. Pelatihan diberikan kepada anggota kelompok tani-ternak Meyah-Jawa (MeJa) di Kampung Kali Merah, Distrik Masni.
Pelatihan dilakukan sejak bulan Januari Hingga Mei 2022 pada kelompok tani-ternak MeJa yang beranggotakan sebanyak empat orang petani-peternak yang merupakan campuran orang asli Papua dan non-Papua.
Dengan menggunakan areal seluas 15 hektare, anggota kelompok tersebut memelihara 125 ekor sapi bali dengan pola pemeliharaan ekstensif.
Pelatihan ini juga diikuti lima orang mahasiswa Fakultas Peternakan yang sedang mengikuti kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Yaitu belajar di luar kampus selama selama satu semester.
Ketua tim, Budi Santoso, mengatakan kegiatan instalasi/perakitan digester dilakukan pada 22 Januari 2022. Kemudian pengambilan biogas pada 19 Februari 2022.
Kegiatan pendampingan ini akan dilakukan sampai Mei 2022. Dia berharap setelah pendampingan selesai, anggota kelompok dapat melanjutkan pengoperasian digester ini dengan cara mengisi substrat kotoran ternak dan mengambil limbah padat/cair secara rutin, sehingga produksi biogas dapat dipertahankan.
“Pelatihan tersebut adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada anggota kelompok untuk memanfaatkan kotoran ternak menjadi energi terbarukan dalam bentuk biogas. Selain itu tujuan kegiatan ini untuk menerapkan konsep peternakan yang ramah lingkungan (zero waste),” ungkapnya.
Kegiatan yang dilakukan meliputi sosialisasi, perakitan biodigester dan kompor gas, demonstrasi penggunaan digester dan kompor gas. Selain menghasilkan gas yang dapat dimanfaatkan untuk menyalakan kompor, hasil dari proses dekomposisi kotoran ternak juga dihasilkan limbah berupa pupuk cair dan pupuk padat.
Kegiatan yang dilakukan untuk setiap 2 (dua) hari sekali diperoleh 1 balon gas yang dapat digunakan untuk memasak selama 1,5 jam. Saat ini ada 4 keluarga yang telah memanfaatkan produksi biogas tersebut.
“Bahan kotoran sapi segar/fresh pada awal pengisian sekitar 200 kg yang dicampur air dengan perbandingan 1 : 1. Setelah tiga minggu dilakukan pengisian setiap 2-3 hari sekali dengan jumlah 30 kilogram bahan segar,” jelasnya.
Pada kegiatan tersebut, Tim Fakultas Peternakan memberikan bantuan 1 unit digester dengan kapasitas 1 m kubik dan 4 set kompor gas dan balon penampung gas. Ketua Tim menjelaskan bahwa pengisian kotoran ternak ke dalam digester dilakukan tiap dua hari sekali. Bersamaan pengambilan balon yang telah terisi gas untuk dihubungkan ke kompor. (LP9/Red)