MANOKWARI, Linkpapua.com – Dinas Kesehatan Papua Barat menggelar pertemuan dengan sejumlah stakeholder terkait rencana pelaksanaan vaksinasi campak dan rubella mulai Maret mendatang. Pemprov menargetkan capaian 95% tahun ini.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Papua Barat, dr. Nurmawati mengatakan, pemerintah pusat menargetkan pada 2023 mendatang mampu mengeliminasi campak dan rubella di Indonesia.
”Pemerintah berupaya meminimalisir campak dan rubella di Indonesia pada 2023. Sehingga setelah itu diharapkan Indonesia sudah bebas campak dan rubella. Kita sedang berupaya meningkatkan lagi cakupan vaksinasi campak dan rubella yang menurun dalam 3 tahun terakhir ini karena adanya pandemi Covid-19,” ujarnya.
Dia menyampaikan, sasaran vaksinasi campak dan rubella ditujukan pada anak dengan usia 9 bulan hingga 12 tahun. Di tahun 2021 tercatat ditemukan 1 kasus campak di Kaimana dan rubella di Raja Ampat.
“Dengan belum divaksinasi campak dan rubella berpeluang anak tertular. Sehingga dengan vaksinasi ini untuk membentuk herd immunity,” jelas Nurmawati.
Nurmawati menyebutkan, minimnya pelaksanaan vaksinasi dalam 3 tahun terakhir berpotensi adanya temuan kasus di Papua Barat. Di tahun 2018 lalu tercatat anak-anak yang sudah divaksinasi mencapai 95 persen.
Melalui peran serta semua pihak maka diharapkan capaian di 2018 lalu kembali bisa diraih tahun ini.
“Tentu kita harapkan capaian ini bisa merata di seluruh kabupaten/kota,” tambah dia.
Dia meyakinkan bahwa vaksinasi tersebut aman dan halal karena sudah mendapat jaminan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan vaksin rubella dan campak. (LP3/Red)